Kriteria lama mengenai bakat adalah kecerdasan umum yang ditunjukkan dengan nilai IQ lebih dari atau sama dengan 130. Kriteria ini cenderung tidak melibatkan anak yang memiliki kreativitas tinggi (biasanya jawaban mereka tidak biasa dan memiliki skor yang rendah), anak dari kalangan minoritas (anak dengan kemampuan yang tidak berkembang dengan baik,meskipun mereka sebenarnya juga memiliki potensi), dan anak dengan kecerdasan tertentu (biasanya cenderung biasa saja atau bahkan kesulitan dalam bidang yang lain).
Setiap diri anak memiliki bakat tersendiri, entah itu akan dia kembangkan atau tidak. Kadang anak tidak menyadari bakat apa yang ada didalam dirinya, sehingga anak malas untuk mengembangkannya. Motivasi dan latihan tidak akan membuat anak menjadi berbakat, kecuali anak tersebut memang telah dikaruniai kemampuan khusus. Sebaliknya, anak dengan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan mampu mencapai prestasi tanpa kerja keras dan motivasi.
Setiap anak dilahirkan mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya. Perlu disadari bahwa setiap anak memiliki kecenderungan bakat tersendiri yang ia miliki. Seorang anak dengan anak yang lain memiliki bakat yang berbeda masing-masingnya. Seorang anak berhak mencoba semua bakat, sampai mereka menemukan bakat yang benar-benar ia minati.
Seharusnya  orang tua harus memiliki respon, pengawasan dan analisa tentang kegiatan yang mengacu pada bakat si anak. Bakat anak awalnya tergantung pada orang tua menangkap dan mengerti bagaimana anaknya.
Lalu bagaimana jika bakat anak tidak didukung oleh orang tua karena bakat anak tidak sesuai keinginan orang tua. Jika ada orang tua yang tidak mendukung bakat anak maka itu sama saja menghentikan perkembangan anak dalam kekreativitasan. Karena setiap anak harus mendapatkan dukungan sesuai dengan minat dan kemampuan yang mereka miliki untuk membantu mengembangkan kekreatifitasan anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI