Mohon tunggu...
Nabiela Fitria
Nabiela Fitria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Mama-Papa" Apaan Ini?

1 Desember 2016   17:28 Diperbarui: 1 Desember 2016   17:33 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

“Mama-Papa” Apaan Ini?

Identitas gender, yakni kesadaran akan jenis kelamin, laki-laki atau perempuan dan semua terimplikasi pada satu lingkungan sosial tempat individu berada, merupakan aspek penting dalam pembentukan konsep diri.

Disini saya akan menceritakan pengalaman saya tentang gender anak usia dini. Saya mempunyai 2 keponakan yang memiliki gender yang berbeda tapi memiliki umur yang jaraknya tidak terlalu jauh mungkin berbeda 3 bulan masing-masing memiliki usia 4 tahun 9 bulan dan yang satu lagi berusia 4 tahun 6 bulan, mereka selalu bermain bersama-sama. Sampai suatu ketika mereka bermain bersama, mereka memanggil “Mama dan Papa”. Saat itu juga saya kaget dengan apa yang mereka ucapkan. Sempat saya bertanya-tanya “ apa tidak apa dengan apa yang mereka lakukan?”. Saya juga bertanya kakak-kakak saya yang juga orang tua dari mereka berdua, kakak saya mengatakan hal yang dilakukan anak-anaknya adalah hal yang wajar dilakukan anak-anak seusianya.

Saya juga sempat membaca buku psikologi perkembangan yang  berjudul “ Menyelami Perkembangan Manusia” karangan dari Diane E. Papalia dan Ruth Dushkin Feldman tentang Gender. Dalam buku tersebut mengatakan bahwa pada anak usia dini adalah masa dimana dia mulai mengenal gender dia. Dia bisa membedakan apakah dia laki-laki atau perempuan pada masa ini.

Dalam hal ini, peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam masa perkembangan anaknya. Sehingga orang tua juga dapat memantau anak secara langsung dan mengarahkan anak ke arah yang baik. Pada masa ini, pendekatan biologis sangat penting. Pendekatan biologis dibutuhkan agar anak tidak menjadi anak yang menyimpang. Menyimpang maksudnya tidak sesuai dengan gender aslinya, yakni laki-laki seharusnya memang laki-laki tidak menjadi kewanita-wanitaan, begitu juga yang perempuan yang seharusnya memang menjadi wanita tidak menjadi kelaki-lakian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun