Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keberadaan Mantri yang Solutif Namun Problematik Juga

20 Agustus 2023   22:37 Diperbarui: 21 Agustus 2023   02:21 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dirinya menjadi satu-satunya tenaga kesehatan di POSKESDES (Pos Kesehatan Desa). Mantri Rahmat mendedikasikan dirinya untuk masyarakat. Mantri Rahmat merupakan lulusan perawat yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di negara kita Indonesia. Masyarakat seperti di kepulauan Mentawai jauh dari kata layak untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang paripurna. Mereka sangat terbantu dengan kehadiran seperti Mantri Rahmat.

Walaupun pemerintah rutin menggalakkan program Nusantara Sehat tiap tahunnya nyatanya masih banyak daerah di pelosok negeri kita yang perlu sentuhan pembangunan ataupun akses kesehatan yang paripurna.

Bias batasan tugasnya Mantri


Seperti Mantri Rahmat yang harus bisa dan mau tidak mau harus bisa melakukan tugas dari profesi kesehatan lainnya. Dengan kejadian ini rasanya sosok Mantri menjadi bias fungsi, dan tugasnya. Pada masyarakat yang awam sosok Mantri menjadi sosok yang sangat dihormati karena, kerelaan mereka dalam melakukan pelayanan kesehatan, walaupun pelayanan yang seadanya namun, itu sangat berarti bagi beberapa masyarakat.

Kondisi ini sejatinya tidaklah ideal dalam pelayanan kesehatan karena, keterbatasan kemampuan seorang Mantri sangat jelas. Mereka hanya perawat yang dimana disaat mereka kuliah tidak diajarkan ilmu dari profesi lainnya.

Biasnya tugas Mantri inilah yang nanti bisa saja menimbulkan problematik, dan hal yang ditakutkan adalah kejadian malpraktek hingga berakhir kehilangan nyawa. Kejadian seperti malpraktek dikarenakan salah tindakan, salah pemberian obat, dan salah diagnosa seringkali menjadi bagian cerita yang kemudian pasien-pasien tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit.

Kejadian malpraktek yang sempat heboh beberapa tahun lalu adalah seorang mantri di Banyumas tak sengaja memotong alat kelamin disaat melakukan prosedur khitan atau sunat. Dari kejadian tersebut korban harus kehilangan alat kelaminnya hingga 5 cm.  

Sosok Mantri menjadi bagian penting dalam berlangsungnya pelayanan kesehatan. Namun, sangat salah kaprah jika kita membebankan semuanya pada seorang Mantri, dan tak jarang banyak oknum Mantri yang mengambil celah dari hal ini untuk mengambil keuntungan belaka.

Sebaiknya pemerintah bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam kebutuhan pengobatan, dan masyarakat pun harus mawas diri bahwasanya Mantri bukan Dewa yang bisa segalanya mereka juga manusia yang punya keterbatasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun