Farmasi merupakan jurusan kuliah yang mempelajari seluk beluk obat-obatan. Dari cara pembuatannya, keamanan obat, penggunaan obat, hingga distribusi obat.
Jurusan farmasi termasuk jurusan favorit setelah jurusan kedokteran. Untuk mendapatkan gelar sarjana mahasiswa farmasi harus menempuh pendidikan selama 4 tahun lamanya, dan paling cepat 3,5 tahun jika bisa menyelsaikan skripsi dengan cepat.Â
Untuk jurusan farmasi sendiri menyelesaikan kuliah selama 3,5 tahun bukan perkara mudah karena, ada kewajiban praktikum yang harus diselesaikan di tiap semesternya.Â
Nah, bagi banyak orang skripsi farmasi pasti melulu berhubungan dengan laboratorium. Padahal jurusan farmasi juga mempelajari pelayanan ke pasien-pasien.Â
Judul skripsi di waktu S1 berjudul EVALUASI PROSEDUR TETAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS WILAYAH BANYUMAS penelitian ku yang satu ini sama sekali tidak berinteraksi dengan laboratorium sama sekali.Â
Data penelitian ku ini dibawa kembali untuk penelitian adik kelas sebagai pembanding judul skripsinya
Pengaruh Keberadaan Apoteker terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas
Untuk teman-teman mahasiswa mau itu jurusan farmasi atau kesehatan aku ingin berbagi pengalaman selama melakukan penelitian non lab sewaktu aku kuliah dulu
Nah berikut ini keuntungan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian farmasi non lab :
Minim risiko memecahkan alat laboratorium
Nah karena, penelitiannya di luar lab risiko untuk memecahkan alat lab sangat tidak mungkin. Sehingga terhindar dari risiko penggantian alat lab.Â
Bagi mahasiswa farmasi alat lab itu tidaklah murah, dan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kurang sering kali terjadi insiden yang tidak bisa terhindarkan.Â