Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sweta Kartika di JAFF 2022 Kemarin (17th Jogja-NETPAC Asian Film Festival)

11 Desember 2022   11:56 Diperbarui: 11 Desember 2022   22:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berangkat dari informasi di KOMiK tentang  Jogja-NETPAC Asian Film Festival atau yang sering disingkat menjadi JAFF. Acara JAFF sendiri merupakan acara tahunan yang dilaksanakan di Yogyakarta. Sesuai dengan judulnya acara ini berkecimpung menyelengarakan pemutaran film. Acara ini juga mengumpulkan para sineas di Indonesia dan mancanegara. 

Akan tetapi karena, jadwal dan kuota aku sendiri belum berkesempatan untuk menonton pemutaran filmnya. Sebut saja film yang baru rilis Like & Share karya Gina S Noer sempat diputar dalam acara JAFF. 

Melihat poster pengumuman dari JAFF aku menemukan nama Sweta Kartika. Acara tersebut bertajuk Talks Dare to be a webtoonist sebuah acara bincang-bincang tentang kartunis dan webtoon. Acara ini  sangat ingin aku datangi karena, aku salah satu pembaca komik Sweta Kartika. Berangkatlah aku ke acaranya di tanggal 3 Desember, dan itu sudah menjadi hari terakhir acara JAFF. 

Dokumentasi Pribadi Acara JAFF Sweta Kartika
Dokumentasi Pribadi Acara JAFF Sweta Kartika

Sweta Kartika adalah seorang komikus, webtoonist, dan penulis Novel juga. Karyanya yang berjudul Wanara menjadi bacaanku sewaktu kuliah dulu. Komik Wanara saat pertama kali aku membacanya membuat aku kagum, dan terpukau ternyata ada komik seperti ini di Indonesia. Menurutku komikus kelahiran Kebumen ini bisa memberikan khas Indonesia di karya-karyanya.

Melansir dari website resmi JAFF , Sweta Kartika latar pendidikan studinya di Program Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Bandung. Saat itulah ia mulai memperdalam studi visual seni tradisional dan berkolaborasi dengan tiga teman lain yang memiliki visi yang sama untuk mendirikan Wanara Studio, di mana ia mengelola divisi komik dan ilustrasi. Setelah menyelesaikan S1-nya pada tahun 2008, ia melanjutkan sebagai komikus dan ilustrator lepas sambil mengikuti Program Magister Desain di almamater yang sama pada tahun 2011 dan lulus dua tahun kemudian, sebelum publikasi komik aksinya Nusantaranger dan Wanara.

Wanara by Sweta Kartika via M&C
Wanara by Sweta Kartika via M&C


Sweta adalah seorang komikus dan pendidik non-akademik yang saat ini bekerja untuk memajukan industri kreatif Indonesia. Melalui kursus Comic Sense buatannya sendiri, dia mengajari orang-orang bagaimana membuat cerita yang hidup. Sweta juga tertarik untuk membawa pencak silat ke pasar dunia melalui komik aksi. Sweta menyukai cerita-cerita hikayat pendekar silat karena ia sering mendengarnya saat masih muda. Ia dan sahabatnya, Alex Irzaqi, memulai Padepokan Ragasukma untuk mempertemukan para komikus silat lainnya.


Mahakaryanya, Pusaka Dewa, yang diterbitkan di bawah Padepokan Ragasukma, menggambarkan pertarungan busuk senjata tradisional Jawa yang sakral. Ia berhasil muncul sebagai pembaharu komik silat Indonesia dan akhirnya diadaptasi menjadi permainan kartu berjudul Keris Tanding. Sweta bekerja sama dengan sepuluh komikus silat lainnya untuk membawa tradisi dan budaya Indonesia ke industri komik internasional.

Acara bincang-bincang  ini diadakan JAFF membahas dan mengulas tentang webtoon di Indonesia. Rata-rata yang mengikuti adalah kreator webtoon Indonesia. Sebagian yang mengikutinya merupakan penggemar novel dan komiknya. Aku termasuk penonton basis penggemar karena memang ingin melihat beliau.

Acara bincang-bincang ini dipandu oleh Mas Lalu Roisamri melansir dari halaman JAFF ia merupakan Jurnalisme TV (1995-1998) di Universitas Gadjah Mada sebelum melanjutkan studi Kajian Film di Institut Kesenian Jakarta (1998-2000). Ia bergabung sejak tahun pertama, 1999, dan menjadi Co-Director Jakarta International Film Festival (JIFFest), yang terbesar di Asia Tenggara, dan promotor banyak talenta baru perfilman Indonesia. Mengikuti residensi untuk festival management di Rotterdam Film Festival (2001) and New York Film Festival (2006). Sejak 2011 hingga saat ini, Lalu aktif membantu pemerintah dalam mempromosikan film-film Indonesia dan lokasi syuting di pasar internasional di lebih dari 25 negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun