Madura adalah warung kelontong biasa sebenarnya yang menjadi pembeda dari warung lainnya adalah jam operasional 24 jam, dan berani bersaing dengan minimarket.Â
WarungIsi warung Madura sama saja dengan warung pada umumnya, mereka menjual produk bahan pokok dari beras, minyak, telur, makanan instan bahkan bensin pun dijual di warung Madura.
Pertama kali berinteraksi dengan warung Madura saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pertama terjadi. Anak kosan yang terbiasa begadang dan suka ngemil pada malam hari harus menerima dengan jam operasional minimarket yang dipotong. Biasanya minimarket Jogja kebanyakan buka 24 jam selama pandemi minimarket akan tutup pada pukul 21.00.
Muncullah secara perlahan namun pasti warung-warung Madura. Ciri khas yang bisa dilihat pada warung Madura di Yogyakarta biasanya memiliki SPBU Mini (Stasiun Pengisian Bahan Bakar).Â
Perlahan namun pasti geliat pertumbuhan dan kemunculan warung Madura cukup menjamur. Untuk daerah kosan ku ada 3 warung Madura yang buka. uniknya tidak ada penyematan nama warung Madura atau menasbihkan mereka warung Madura. Entah siapa yang melabeli warung-warung ini sebagai warung Madura. Mungkin karena, si pemilik warung berdialek Madura asli.
1 Warung dimiliki 1 keluarga saja
Warung Madura di Jogja atau sekitaran kosan ku yang berlokasi di selokan mataram, biasanya dimiliki oleh 1 keluarga yang beranggotakan suami dan istri, kepemilikannya secara personal tidak ada sistem franchise atau semacamnya. Beberapa warung Madura yang aku temui bahkan menjadikan warungnya sebagai tempat tinggal. Ya, semacam mini ruko tapi, buka selama 24 jam.Â
Harga sedikit mahal tapi, murah dibanding minimarket
Pengalaman membeli di warung Madura ini sebenarnya sama saja seperti warung pada umumnya yang membedakan hanya ruangannya lebih sempit saja. Untuk harganya ada perbedaan sedikit.Â
Dari pengalaman ku harga warung Madura memiliki selisih 500-1000 rupiah di tiap barangnya jika dibandingkan dengan warung lainnya. Ya, mungkin sedikit lebih mahal karena, jam operasionalnya 24 jam. Jadi wajar-wajar saja jika harganya sedikit lebih tinggi. Tapi, tidak terlalu signifikan juga perbedaan harganya masih di taraf terjangkau untuk kaum kos-kosan.Â
Jarang mencantumkan nama warung
Ada hal unik yang akuperhatikan dari warung Madura yang aku temui yaitu, tidak ada plang nama warungnya. Rada aneh sebenarnya dari 3 warung Madura yang aku datangi tidak satupun mencantumkan nama warungnya.Â
Hanya ada banner-banner produk yang dijual saja. Seperti banner rokok yang sedang ada promonya dan itupun biasanya dipakai untuk penghalang sinar matahari atau menutupi galon-galon yang dijual agar tidak berdebu. Kadang terbesit pertanyaan tersebut namun, sungkan untuk bertanya pada pemilik warungnya.Â
Punya Paguyuban Online
Walaupun geliat warung Madura ini dalam ranah kecil atau mikro dan terbatas namun mereka memiliki paguyuban loh, dalam tiap daerahnya. Bahkan memiliki grupnya di Facebook dengan nama Paguyuban Warung Sembako Madura.Â