Indonesia akan tidak habis memiliki musisi dan orang kreatifnya. Kedua hal itu menurutku bercampur pada band humor.Â
Tahun 70-an Indonesia mungkin awal mula Indonesia memiliki banyak band humor sebut saja Orkes Pengantar Minum Racun, Pancaran Sinar Petromaks, Warkop DKI walaupun lebih dikenal dengan film-filmnya namun mereka bernyanyi secara humor juga.Â
Sempat surut band humor mulai naik pada 90-an sebut saja Teamlo, Paradhiyang Project (P-Project) mungkin dua band ini yang yang kerap tayang di layar kaca saat itu. Ya walaupun ada beberapa namun tidak secara konsisten berkarya.
Sejatinya band humor banyak peminatnya dan fansnya. Selain nada yang disuguhkan lirik-lirik yang menggelitik penampilannya juga sangat menghibur.
Untuk era saat ini mungkin ada satu band humor yang cukup memiliki banyak penggemarnya yakni Orkes Pensil Alis atau sering dipanggil dengan OPA. Dua pentolan dari band satu ini merupakan seorang komika (StandUp Comedy) Hifdzi Khoir dan Mukti Entut.
Lagu dari OPA merupakan lagu original karangan mereka, berbeda dengan band humor umumnya yang menyanyikan lagu plesetan dari lagu terkenal. OPA sukses menancapkan namanya di belantika musik Humor Indonesia.
Ada dua lagu andalan dari OPA dan menurutku memang kedua lagu ini memiliki rasa humornya tersendiri. Belum lagi saat mereka tampil Mukti Entut mengeluarkan komedi One Liner yang sukses mengundang tawa para penonton.Â
OPA bergeliat dari acara-acara Stand Up komedi Indonesia. OPA selalu mengisi acara Stand Up Gunung yang diadakan Komunitas Stand Up Indonesia. Rasanya tanpa OPA acara tahunan di Yogyakarta itu kurang afdol. Dengan seringnya tampil di acara Stand Up OPA menjadi dikenal oleh masyarakat.
Orkes Pensil Alis hadir dengan caranya namun, sukses membawa tawa bagi pendengarnya. Ya mungkin OPA menjadi anomali di belantika musisi Indonesia.Â
Banyak musisi saat ini membawa lagu dengan lirik-lirik nan berat akan kehidupan bagi pendengar bukann menghibur malah terkadang mengingatkan luka lama. Belum lagi label band senja yang mulai terasa polutan untuk dibahas.
OPA hadir dengan lirik-lirik puitis nan menggelitik seakan-akan datang untuk membawa tawa untuk kita. Ya Orkes Pensil Alis hadir melucu tanpa pamrih.Â