Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Muncul Subvarian XBB Covid-19

24 Oktober 2022   09:48 Diperbarui: 24 Oktober 2022   10:21 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by CDC on Unsplash   

Sudah hampir menginjak 3 tahun pandemi Covid -19 berlangsung menyebabkan sistem kehidupan dunia terganggu. Dampak dari pandemi cukup berdampak dari lini sektor kehidupan. Para korban yang berguguran pun terhitung banyak. Banyak hal baru yang dipaksa menjadi normal yang baru dikala Covid-19 melanda.

Pandemi Covid -19 masih berlangsung dan melonjak karena, ditemukan varian-varian baru. Mungkin dulu sempat diterpa dengan varian Delta dan Omnicorn. Saat ini ditemukan subvarian XBB. Pasien pertama yang teridentifikasi terkena subvarian ini seorang wanita berusia 29 tahun berasal dari Surabaya Jawa Timur. 

Ia baru saja pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. Hal ini menegaskan bahwa kasus pertama subvarian XBB merupakan transmisi lokal bukan berasal dari luar. Para ahli sepakat bahwa gejala yang muncul dari subvarian ini cenderung ringan. Seperti yang dilaporkan pada kasus pasien pertama subvarian XBB memiliki gejala batuk, pilek, dan demam. 

Mengutip dari  The Strait Times Singapura melaporkan sebagian besar dari pasien yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan. Untungnya mereka sudah menerima vaksin. 

Beberapa gejala yang dialami sama dengan yang ditemukan di  Indonesia sakit tenggorokan, dan demam ringan.

 Virus Corona yang menyebabkan Covid-19 memang terus bermutasi. Sejauh ini Subvarian Omnicorn XBB membuat gelombang kasus baru di Singapura. XBB menyumbang sekitar 54% kasus pada periode 3-9 Oktober kemarin.

Melansir dari Today Online saat ini para ahli sepakat sibvarian XBB lebih menular ketimbang subvarian lainnya. Presiden Asia Pasific Society of Clinical Microbilogy and Infection Paul Tambyah meginformasikan belum ada data pasti yang ditemukan namun, subvarian XBB besar kemungkinan lebih menular karena jumlah pasien yang terinfeksi meningkat signifikan.

Walaupun demikian perlu kita tetap perlu berwaspada. Memang gejala yang ditemukan tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Namun, melonjaknya penyebaran bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan.

Tetap waspada, patuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Mari kita saling menjaga agar pandemi Covid-19 bisa segera usai, dan bisa menjalankan kegiatan seperti dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun