Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Ibu-Ibu Menawar Harga Ada Keluarga yang Butuh Makan

4 Oktober 2022   11:48 Diperbarui: 4 Oktober 2022   17:36 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ronnel Ramos on Unsplash 

Seringkali kita melihat perbuatan ibu-ibu yang kadang membuat heran dan berdecak kagum. Salah satunya dalam hal tawar menawar dengan pedagang. Seringkali korban ibu-ibu adalah pedagang sayur. Biasanya para pedagang sudah mematok harga jual untuk barang dagangannya. Tapi, jarang sekali ibu-ibu mengikuti ketentuan itu. 

Tawar adalah cara yang wajib dilakukan ibu-ibu. Sepertinya haram hukumnya jika tidak melakukan menawar, dan itu sah-sah saja toh ada obrolan dulu pada pedagangnya. Hal menarik adalah harga yang ditawarkan ibu-ibu untuk membeli cukup drastis turunnya dari harga jual. 

Untuk kaum lelaki ataupun individu yang membeli barang tanpa menawar akan dibuat keheranan akan hal itu. Seringkali ada meme yang menyindir hal itu. Karena memang harga tawar yang diajukan oleh ibu-ibu cukup tidak masuk akal. 

Namun dibalik itu semuanya tahu kah kalian? hal itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak banyak orang yang hidupnya mapan. Ibu rumah tangga adalah tulang punggung untuk keberlanjutan rumah tangga. Mereka mengelola rumah dan pengeluaran. 

Menjaga agar keluarga bisa makan hingga pemasukan bulanan datang. Ya memang kadang perbuatan mereka cukup tidak masuk akal. Namun kalau kita bedah secara gamblang. Tawar menawar ada diskusi dan musyawarah mufakat terlebih dahulu dengan pedagang. 

Bukankah itu cukup fair dilakukan. Tidak ada yang dirugikan dalam kesepakatan yang disepakati dua orang. Hal yang salah adalah penghakiman akan hal itu. Menghakimi perbuatan ibu-ibu adalah perbuatan yang tidak lazim.

Percayalah bertahan hidup dimasa sulit seperti ini cukup menguras emosi. Untuk menjaga kewarasan saja sudah sulit. Ibu-ibu adalah poros rumah tangga. Hal yang menurutku kita irasional bisa jadi hal itu dilakukan karena, bentuk kasih sayang ibu pada keluarganya. Bentuk kasih sayang mereka pada anak-anak dan suaminya. 

Dan hal yang menarik ialah kemampuan tawar -menawar ini cukup sulit dilakukan loh. Kemampuan ini perlu jam terbang yang tinggi, kemampuan tata bahasa yang baik, dan kemampuan financial planner yang mumpuni. 

Surga memang berada ditelapak kaki ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun