Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Rantau dari Perantau Angkatan 2011

26 Agustus 2022   22:29 Diperbarui: 26 Agustus 2022   22:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perantau sejak 2011 hingga saat ini akan berbeda rasanya pengalaman yang didapatkan dari perantau pekerja dan perantau perkuliahan. Pengalaman dan pengetahuan selama merantau terkadang datangnya tidak selalu secara baik-baik. Seperti pengalaman aku kehilangan dompet saat merantau, dan tidak bisa pulang karena masih praktek lapangan, aku harus mencari informasi dan banyak tanya pada orang-orang sekitar untuk mengurusnya, dari membuat surat kehilangan, membuat ATM baru, membuat SIM baru dan banyak lain halnya dilakukan secara mandiri dan yang pastinya bingung karena berada di situasi kondisi yang asing.

Pengetahuan dan pengalaman bagi perantau pastinya berbeda-beda. Dan kalau boleh memberikan saran atau rekomendasi dari perantau angkatan 2011 banyak-banyak lah menurunkan ekspektasi dan ketakutan diri. Belajarlah beradaptasi dan berkomunikasi semampunya, tidak perlu harus mengikuti acara ini dan itu harus seperti si dia dan mereka. Jangan terjebak pada ilusi dan harapan dari cerita atau foto orang-orang.

Jalani saja kehidupan merantau mu dengan baik, minimal menjaga komunikasi dengan Bapak, Ibu kos. Dan jauhilah teman yang menjalani pekerjaan MLM, ya memang ada MLM yang cukup baik, tapi kebanyakan orang atau oknum MLM yang mengincar perantau sebagai prospek terbaik.

Dari 2011 merantau ke pulau Jawa, asli kelahiran Sumatera. Demi kuliah, dan tidak memiliki sanak famili disini. Sudah 2 kota berbeda dijadikan tanah rantau.

Kalau membahas bagaimana bisa bertahan, di perantauan, rasanya dukungan orang tua menjadi hal utama.

Aku tipikal, orang yang malas meladeni drama-drama, konflik antar teman jadi menghindari secara langsung konflik, dan kalau bisa kita jangan membuat konflik.

Menemukan kenyamanan dalam dunia rantau perlu diperhatikan. Teman begitu berpengaruh memilah dan memilih teman sangat penting. Belajar memasak, dan mampu beradaptasi dengan budaya sekitar rasanya perlu. Bila memang tidak bisa bergabung dengan budaya sekitar, pahamilah adab budayanya. Penghormatan akan hal itu penting.

Kemana mana sendiri, itu wajar tidak ada yang salah dengan itu semua  sekarang untuk mencari kos, tempat makan, dll bisa lewat media sosial jadi tidak perlu kebingungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun