Mohon tunggu...
Muhammad Nabhan Fajruddin
Muhammad Nabhan Fajruddin Mohon Tunggu... Lainnya - Petualang Ilmu

Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kicauan Pendidikan

1 Desember 2024   12:37 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:41 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kicauan burung di hutan belantara, mengharmonikan alam raya.
Keindahan suaranya menggugah pohon untuk tumbuh dan memberikan kemanfaatan.
Kemerduannya mengiringi gemircik air yang mengalir di sungai yang jernih.
Kesyahduannya melahirkan harmoni ketenangan semesta yang penuh makna.

Berbeda dengan kicauan guru besar, akademisi, guru, stakeholder, politikus di media masa.
Ke-aku-an menyelimuti hati dan pikirian, menghasilkan bunyi melengking.
Alih-alih mendamaikan dan mengharmonikan, malah  memperkeruh.
koar-koar soal pendidikan ideal, padahal mereka hanya berkelakar.

Pangkat dan jabatan seolah menggelapkan cahaya illmu.
Konsistensi proses pendidikan, berganti dengan ke-instan-an yang berorientasi hasil.
Pendidikan adalah kejujuran, pendidikan adalah keobjektivan, pendidikan adalah suatu nilai luhur, kicaunya.
Semuanya hanyalah kelakar, yang terjadi adalah, gelar guru besar harus dicapai, gelar akadamik adalah segalanya, administrasi bisa diakali, syarat kelulusan bisa dijoki.

Budaya popularitas, gila hormat, kemere harta, adalah simbol ke-instan-an yang mengacaukan semesta pendidikan.
Jumlah like dan viewers menjadi mahkota paling tinggi bagi bangsa ini.
Baginya yang penting viral dan cuan, konten yang penuh sensasi adalah senjata.
Mirip demokrasi di negeri ini, yang penting viral, yang penting joget, masyarakat suka.
Mau berharap apa lagi dengan bangsa yang serba instan ini?

Tak heran judi online merajalela.
Korupsi di mana-mana,
ketidakjujuran menyebarluas,
Agaknya begitulah gambaran buruknya sosiologis bangsa ini.
Namun selama ini, sekolah dan kurikulum menjadi kambing hitam, di tengah buruknya sosiologi pendidikan bangsa ini.

Agaknya kita perlu merenung tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Bahwa pusat pendidikan tidak hanya sekolah,
Tetapi, keluarga dan lingkungan menjadi ujung tombak yang penting bagi pendidikan.
Sinergitas, kolaborasi, dan kerja sama adalah jalan terang pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun