Mohon tunggu...
Cerpen

Musuh atau Teman?

31 Mei 2016   19:19 Diperbarui: 31 Mei 2016   19:33 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bruakkk..... terdengar suara bangku yang sepertinya telah dipukul oleh tangan. Saat ku toleh ke arah belakang, ternyata benar. Edy, seorang siswa yang slalu tampil sok cool dan merasa jagoan itu telah memukul bangkunya. Akupun yang merasa terganggu akhirnya memutuskan untuk menghampiri dan mengomelinya. Memang sudah menjadi makan sehari 0hariku di kelas yang harus slalu bertengkar dengan edy. Rasanya itu sudah menjadi suatu kewajiban buat kita berdua.

Ketika ada tugas kelompok, kebanyakan guru selalu menempatkan kita pada satu kelompok yang sama karena absen kita yang berurutan. Alhasil, selalu terjadi berdebatan – berdebatan kecil dalam kelompok kita, karena kekeras kepalaan kita berdua.terkadang pun, jika gururnya bisa diajak kompromi aku slalu memilih untuk tukar kelompok dengan temanku yang lain agar tidak sekelompok dengannya.

Suatu ketika, aku lupa belom mengerjakan PR-ku. Saat bangun aku tiba –tiba teringat, kulihat jam berker dikamarku menunjukkan pukul setengah 6. Akupun bergegas mengambil handuk biruku dan berlari menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, aku langsung berangkat ke sekolah tanpa srapan dan tak lupa disertai celotehan mama karena aku berangkat tanpa sarapan.

Akupun segera mengambil sepeda dan kukayuh sepeda sekencang mungkin. Berharap aku datang sebelum bel sekolah dibunyuikan. Dan akhirnya akupun nyampek disekolah lebih awal dari biasanya.

          Tanpa pikir panjang aku langsung memarkirkan sepedaku ditempat biasanya dan bergegas menuju kelas untuk mencari contekan. Ternyata sesampai dikelas, akupun hanya menjumpai edy yang baru saja menyelesaikan Prnya dikelas. Memang kuakui dia anak yang cukup rajin walaupun tidak terlalu pintar.

Hmmm.., takada pilihan lain, akupun harus mencontek kepadanya. Meskipun aku tau pasti ada keributan sebelum aku mencontek kepadanya. Kutampilkan wajah stay coolku sambil menghampirinya. “eh kamu udah ngerjain PR kemaren kah? “ tanyaku.tanpa waja berdosa dan sedikit angkuh diapun menjwab prtanyaanku ”kamu nanya aku? Gak salah ? ya jelas udahla” sahuntnya. Sambil mengipas – ipas bukunya, tanpa banyak bicara akupun mengambil bukunya dan menyalin jawabannya dibuikuku. Sambil mendengarkan celotehannya akibat bukunya kurebut.

Selesai menyalin jawabanyya, kutaruh bukunya didepan mukanyasambil mengucapkan terima kasih. Sekalian agar dia berhenti ngomel.Kring....kring..... suara bel sekolah bunyi. Menandakan saatnya masuk kelas danmemulai pelajaran pertama kebetulan waktunya pelajaran matematika yang gurunya kiler abis. Setiap murid yang tidak membawa buku maka akan dikeluarkan dan dihukum didepan kelas sampai jam pelajaran berakhir.

Saat itu edy tidak membawa buku, melihat wajahnya yang kebingungan dan tetap memperlihatkan wajah sok kerennya membuatku sedikit iba, mungkin ini gara – gra baru pertama aku melihat dia bingung.karena aku ingin membalas budi kepadanya, akhirnya akupun memutuskan untuk pura – pura tidakl membawa supaya menemaninya dihukum.

Ketika dia menanyai, aku pun menceritakan kepada dia dengan panjang lebar. Waktu yang begitu lama dan membosankan diluar kelas itu untuk berbagi cerita dan bergurai. Akibat peristiwa ini kami bersahabat dekat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun