Mohon tunggu...
Nabela Anggun Abadiani
Nabela Anggun Abadiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Bunuh Diri Meningkat, Remaja Butuh Support System

15 Desember 2023   06:56 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:02 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bunuh diri menjadi suatu tren kecenderungan untuk mengakhiri sebuah kehidupan. Dilansir dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023.

Tren menunjukkan bahwa bunuh diri mulai banyak dilakukan oleh remaja. Saat masa remaja mulai banyak terjadi perubahan salah satunya yaitu perubahan emosional. Sehingga remaja harus mampu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Berbeda halnya jika remaja tersebut tidak berhasil untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, remaja tersebut akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan masalahnya. Saat seperti inilah yang dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya, tidak berguna, dan merasa putus asa karena tidak mampu untuk menyelesaikan masalah. Ketika orang tersebut merasa tak mampu menanggung segala beban, ia yakin bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar.

Seperti kasus bunuh diri mahasiswi UMY berusia 18 tahun ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai empat asrama putri pada 2 Oktober 2023. kemudian mahasiswi UI diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 sebuah apartemen di Kebayoran Baru pada 8 Maret 2023. Ada juga mahasiswi Unnes yang ditemukan tewas di area pintu keluar parkir Mall pada 10 Oktober 2023.

Bunuh diri pada remaja dapat terjadi setelah peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Apa yang dianggap serius oleh anak muda mungkin tampak sepele bagi orang dewasa, misalnya masalah sekolah atau percintaan. Dalam beberapa kasus seorang anak atau remaja mungkin merasa ingin bunuh diri karena keadaan hidup tertentu yang mungkin tidak ingin dia bicarakan. Di antaranya masalah yang dihadapi oleh remaja yang berniat melakukan bunuh diri, yaitu:

  • Depresi Depresi yang mereka alami adalah puncak dari semua perasaan bersalah, marah, tidak berarti dan tidak diinginkan. Depresi yang berat menjadi salah satu penyebab terjadinya bunuh diri.
  • Konsep Diri Masalah konsep diri banyak dialami terutama pada remaja. Konsep diri yang keliru membuat mereka merasa kehadirannya tidak diinginkan, tidak berharga, dan tidak seorang pun mengasihani mereka.
  • Hubungan dalam keluarga Hubungan dalam keluarga menyangkut perceraian orang tuas dan penerimaan orang tua. Perceraian orang tua melukai anggota keluarga terutama anak yang masih remaja dan membuat mereka merasa tidak dikasihi dan menyalahkan diri atas perceraian itu.

Menurut Nurdiyanto (2020) Support System membantu melawan berbagai pikiran dan perasaan negatif yang membuat diri tidak berguna. Support system dapat berperan sebagai faktor protektif bunuh diri dan gangguan mental dengan memperoleh dukungan sosial yang cukup. Penyitas yang mendapat dukungan dan penguatan dari orang-orang terdekat dapat menghadirkan refleksi diri yang lebih positif.

Dukungan sosial adalah suatu bentuk penerimaan diri seseorang atau sekelompok orang terhadap individu yang terkait kenyamanan, kepedulian, penghargaan atau bantuan, sehingga menimbulkan persepsi dalam diri bahwa disayangi, diperhatikan, dan dihargai.

Individu yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi mempunyai tingkat stres yang rendah, lebih berhasil mengatasi stres, dan mengalami hal-hal positif di hidupnya. Kurangnya dukungan sosial dapat menyebabkan lemahnya kebermaknaan hidup bagi remaja yang berdampak pada kemunculan ide bunuh diri.

Dukungan sosial bisa didapatkan dari keluarga, teman, atau orang lain. Dukungan sosial memiliki empat aspek dasar antara lain, yakni :

  • Emotional or esteem support adalah dukungan dengan memberikan empati, kepedulian, penghargaan positif, dan dorongan terhadap orang. Dukungan ini memberikan kenyamanan dan kepastian dengan rasa kepemilikan dan dicintai saat stres.
  • Tangible or instrumental support adalah dukungan dengan memberikan bantuan bisa berupa materi terhadap orang-orang yang membutuhkan
  • Informational support adalah dukungan dengan memberikan saran, arahan, atau umpan balik tentang yang dilakukan seseorang
  • Companionship support adalah dukungan yang diterima oleh seseorang dengan adanya orang lain yang bersedia menghabiskan waktu bersama, sehingga memberi perasaan keanggotaan dalam sekelompok orang yang berbagi minat dan kegiatan sosial

Dapat disimpulkan bahwa dalam upaya pencegahan, yang kecil yang bisa kamu lakukan adalah dengan memberi dukungan sosial. Dukungan sosial dapat memiliki berbagai macam bentuk Emotional or esteem support, Tangible or instrumental support, Informational support, Companionship support.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun