Mohon tunggu...
Arun Dina
Arun Dina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Perkembangan Teknologi Ciptakan Profesi Baru

3 Mei 2018   15:10 Diperbarui: 3 Mei 2018   15:30 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerintah RI tengah mendorong implementasi revolusi industri keempat.  Namun demikian, muncul kekhawatiran bahwa industri 4.0 yang banyak yang memakai teknologi akan mengurangi tenaga kerja serta industri konvesional.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan, penerapan teknologi industri generasi keempat tidak serta merta menghapus  kegiatan industri konvensional. Alasannya, ada produk-produk tertentu yang hanya dapat dihasilkan oleh pabrik tradisional.

"Contohnya, alat tenun bukan mesin (ATBM) itu masih didorong oleh Apindo.  Jadi, tidak benar jika industri manual itu langsung hilang. Buktinya ATBM masih digalakkan," jelasnya di Jakarta.

Meskipun digitalisasi tidak bisa dihindari, tapi era perubahan ini tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan. Airlangga meyakini justru akan ada beragam profesi baru yang tercipta dari perkembangan teknologi.

Airlangga memaparkan, di balik pengoperasian sebuah robot pasti membutuhkan tenaga kerja manusia. Aplikasi ojek online juga masih butuh manusia sebagai driver.

Industri 4.0 merupakan lanjutan dari revolusi industri ketiga yang butuh segala hal terkait internet serta kebutuhan data yang cepat dan besar. Karena itu dibutuhkan tenaga kerja yang mumpuni agar implementasi ini bisa berjalan secara baik.

Airlangga kembali mengungkapkan, para pedagang konvensional hingga pedagang kaki lima (PKL) tidak akan tergerus habis dengan proses digitalisasi. Bahkan digitalisasi bisa membuat mereka makin kreatif dan berkembang dengan memanfaatkan beragam aplikasi baru.

Dalam mendorong industri kecil dan menengah (IKM) nasional agar mampu menggunakan teknologi digital, Kemenperin telah membuat fasilitasnya melalui e-Smart IKM. Hingga saat ini sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Hingga tahun 2019,  Kemenperin menargetkan dapat mengajak 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun