Saat ini teknologi sudah berkembang dan sudah sangat maju, sehinggaa mudah untuk berinvestasi kapanpun dan dimanapun.
Masyarakat Indonesia juga sudah semakin sadar untuk berinvestasi sebagai pendapatan pasif atau biasa disebut juga dengan passive income. Ada beberapa alasan terkait dengan masyarakat Indonesia yang telah berinvestasi seperti, mengatasi inflasi, untuk menambah penghasilan, untuk menjaga kesehatan finansial, dll.
 Dengan berkembangnya teknologi maka semakin memudahkan masyarakat  memanfaatkan teknologi dalam berinvestasi untuk semua kalangan. Generasi muda saat ini adalah salah satu contoh dari pemanfaatan teknologi dalam berinvestasi.
Generasi muda kini mulai tertarik dengan investasi saham, Hal ini terlihat dari mayoritas investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah generasi muda.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indinesia (KSEI) Maret 2022, 60% dari 8,4 juta investor saham Indonesia masih berusia di bawah 30 tahun dengan total aset mencapai Rp 49,77 triliun. Artinya, 6 dari 10 investor saham di Indonesia berusia muda.
KSEI mencatat, minat berinvestasi di kalangan anak muda meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir.Terdapat sekitar 3 juta investor pada tahun 2020, namun kini terdapat 11,5 juta investor di pasar modal.
Samsul Hidayat, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), mengungkapkan pertumbuhan investor pasar modal akan mencapai 12% pada tahun 2023 dengan mempertimbangkan ketidakpastian perekonomian. Ia mengatakan, hal ini merupakan tanda bahwa masyarakat menjadi lebih sadar finansial dan laba atas investasi lebih tinggi dibandingkan laba yang ditabung.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menargetkan investasi Indonesia pada tahun 2023 dapat mencapai Rp1.400 triliun.
Pemerintah akan terus mendorong dan memberikan dukungan kepada generasi muda dalam berinvestasi saham. Hal ini dapat diliat dari kebijakan pemerintah untuk menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Tujuannya agar mendapatkan kepercayaan dari investor, bahwa Indonesia memiliki lembaga investasi yang dikelola dengan baik.
Saat ini sangatlah mudah bagi generasi muda dalam berinvestasi, terdapat beberapa aplikasi yang biasanya digunakan untuk berinvestasi, seperti aplikasi Stockbit, SimInvest, Bibit, IPOT, dan masih banyak lagi.
Walaupun begitu, dalam berinvestasi saham diperlukan pemahaman dan pengetahuan tentang resiko dalam berinvestasi dan juga diperlukan adanya pemahaman terkait investasi yang perlu dipelajari oleh para investor agar mendapatkan keuntungan dari investasi mereka.