Buku Si Anak Savana adalah sebuah buku yang mengangkat tema persahabatan yang tulus. Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang anak sekolah dasar yang hidup disebuah tempat bernama Kampung Dopu, yang terletak di dekat savana yang memukau. Dalam kisah ini akan membawa pembaca berkenalan dengan kehidupan tokoh utama yaitu Wanga beserta teman temannya yang bernama Somat, Sedo, Rantu, dan Bidal. Juga cerita tentang kehidupan di Kampung Dopu yang ada di sekeliling mereka.
"Apa yang kau lihat di savanna? Rerumputan? Satu-dua pohon yang meranggas? Atau sapu dan kuda yang tengah meruput? Apa yang kau rasakan ketika di savanna? Panas? Udara kering yang membuat dahaga? Atau semilir angin yang membuai?" Kedua kalimat tersebut adalah kalimat pembuka yang ditulis oleh Tere Liye di bagian belakang sampul buku ini. Kalimat yang membuka kisah sebuah kehidupan di Kampung Dopu dengan segala kehebatan latar savana serta keluhuran warga kampungnya.
Kampung Dopu adalah sebuah kampung yang memiliki suasana yang indah dengan savana  mempesona. Latar savanna yang mewarnai hari-hari penduduk Kampung Dopu, yang menjadi tempat merumput sapi-sapi dan juga tempat latihan kuda-kuda yang akan mengikuti kejuaraan antar kampung. Warga Kampung Dopu hidup dengan kebersamaan yang kuat, kesadaran untuk saling peduli antar warga yang tinggi, juga jiwa gotong royong yang selalu hadir diantara mereka.
Cerita di buku Si Anak Savana ini dimulai dengan peristiwa hilangnya dua ekor sapi milik Loka Nara, salah seorang warga kampung Dopu. Pada kejadian tersebut menggambarkan jiwa gotong royong yang terbangun diantara warga dengan membantu Loka Nara bersama-sama mencari sapi yang hilang itu. Belum tuntas pencarian mereka, kejadian yang sama kembali terulang pada sapi satu-satunya milik Wak Ede. Penggambaran gotong royong pada kisah ini cukup terbangun meski diwarnai dengan salah satu tokoh yaitu Ompu Baye, seorang saudagar di kampung Dopu yang digambarkan tak acuh terhadap kasus tersebut.
Berbulan-bulan kemudian pencurian sapi terjadi kembali sehingga membuat kepala kampung kehilangan seluruh sapi miliknya. Tetapi jangan salah sangka, novel ini tidak hanya bercerita sebatas pencurian sapi saja.
Tere liye menyajikan kisah Si Anak Savana dengan alur yang menarik, menggabungkan cerita dengan sudut pandang orang ketiga yang memiliki wawasan yang luas. "Kalian tahu kenapa Sedo seperti itu? Tidak pernah cerita kesusahannya, kekurangannya. Salah satunya karena mamaknya berpesan agar jangan menyusahkan orang lain. Itulah sebabnya kita tidak pernah tahu apakah dia dan adiknya punya makanan atau tidak."
Cerita kehidupan yang bermakna juga hadir dalam novel ini. Tidak hanya kisah hidup tokoh utamanya saja yaitu Ahmad Wanga, kisah hidup sosok Sedo juga dibangun dengat kuat serta sarat makna. Kisah kehidupan Sedo dan adiknya, Najwa yang hidup berdua saja setelah kepergian bapak dan meninggalnya ibu mereka. Tere liye berhasil membangun karakter pekerja keras dari seorang Sedo yang harus menghidupi adiknya. Juga membangun karakter pendukung dari warga Kampung Dopu yang digambarkan ringan tangan dalam membantu sesama warga kampung.
Savanna yang ada di Kampung Dopu selain digunakan untuk merumput,juga digunakan sebagai arena berkuda. Sulang, salah satu pemuda Kampung Dopu yang menjadi juara bertahan disetiap perlombaan pacuan kuda sering menggunakan savanna sebagai arena berlatih. Sulang dengan kudanya, Angin Timur dan kawan-kawannya hampir setiap sore datang ke savanna. Walau ujung-ujungnya mereka hanya berbincang dipinggir savanna, yang membuat Ahmad Wanga dan lima temannya yang berniat menonton kecewa melihat kuda-kuda yang tidak jadi berlatih.
"Panjang sekali pelajaran berkuda kita. Itulah nilainya. Kalau kalian tidak harus diteriaki, dingatkan, dipanggil untuk melakukan kebaikan, maka kalian akan mendapatkan hadiah yang tidak bisa kalian bayangkan. Demikian pula kalau kuda yang kalian tunggangi tidak memerlukan gebah, pecut, dan teriakan maka kuda itu bukan saja bisa berlari, ia akan terbang bersama kalian." Ucap Tuan Guru, seorang yang dihormati di Kampung Dopu ketika mengajar ngaji Ahmad Wanga dan teman-temannya.
Kalimat dari  Tuan Guru tentang kuda terbang ini nantinya akan membawa kisah dimasa lalu yang akan diungkap di akhir kisah novel ini. Kisah keberanian Tuan Guru dimasa muda yang berhasil melawan segerombolan pencuri sapi ditengah malam yang gelap.
Seperti tulisan khas Tere Liye lainnya, setiap novel yang ditulisnya selalu berhasil menghipnotis pembaca dengan cerita yang unik dan pesan yang mendalam disetiap kalimatnya. Novel Si Anak Savana yang terbit tahun 2022 ini menjadi novel yang memiliki berbagai nilai kehidupan yang cukup kuat.
Pelajaran tentang pentingnya peran lingkungan untuk mendidik anak-anak juga ditekankan didalam novel ini. Peran mendidik yang tidak hanya menjadi tugas Pak Bahit, guru sekolah di Kampung Dopu, pun tidak hanya menjadi tugas Tuan Guru yang mengajarkan mengaji setiap setelah maghrib. Di novel ini ditegaskan bahwa kewajiban mendidik anak-anak menjadi tugas setiap warga kampung. Juga tentang menghidupkan cita-cita, yang sudah menjadi tuntutan bagi setiap penduduk kampung jika ingin Kampung Dopu terus maju dan menjadi kampung terbaik.
"Aku Sedo, murid kelas lima SD Dopu. Aku ingin terbang tinggi bagai burung, saying sayapku tidak lebar. Aku ingin tumbuh menjulang bagai jati, tapi akarku tidak panjang. Aku hanya rerumputan, akarnya pendek, tumbuhnya juga pendek. Namun tidak apa. Biar hanya rumput, aku rerumputan yang banyak, luas menjelma jadi padang tak bertepian. Aku rerumputan yang tidak akan punah karena kering kemarau ataupun nyala api. Aku rerumputan yang memberi manfaat pada kuda dan sapi. Aku rerumputan yang kalian tidak akan pernah bosan memandangnya di kala terbit sampai terbenam matahari. Aku adalah anak savanna."
Ada hal menarik tentang cita-cita yang ditulis di novel Si Anak Savana. Berawal dari guru SD Dopu yaitu Pak Bahit yang meminta murid-muridnya menggambarkan diri mereka sendiri, juga menggambarkan denah Kampung Dopu sesuai mimpi masing-masing murid. Cara Pak Bahit membangun cita-cita muridnya digambarkan oleh Tere Liye dengan sangat menggugah.
Juga kisah Bidal yang mengajak teman-temannya membuat miniatur Tugu Monas di Kampung Mereka. Bidal adalah anak yang pernah mengikuti lomba membaca puisi sampai diutus ke Ibu Kota. Hal inilah yang menginspirasi Bidal untuk mendirikan miniatur Tugu Monas. Anak-anak SD Dopu kompak membuatnya dari mulai membuat desainnya, mencari bambu dan menariknya menggunakan sapi yang dipinjam dari orang tua mereka. Hingga bahu membahu memotong bambu membangun miniatur setinggi tujuh meter didepan rumah Bidal.
Para orang tua di Kampung Dopu kompak untuk tidak ikut campur urusan miniature Tugu Monas, mereka sengaja membiarkan anak-anak untuk saling bekerjasama mengerjakan impian mereka. Sampai miniatur tersebut berhasil berdiri dengan kokoh dan menjadi sebuah kebanggaan bagi anak-anak di Kampung Dopu.
Namun cerita membangun miniatur ini tidak cukup sampai disitu. Pada malam ketujuh sejak berdirinya miniature Tugu Monas, angina kencang dan hujan mengguyur seluruh wilayah Kampung Dopu. Membuat miniatur Monas di depan rumah Bidal roboh karena pondasi yang kurang kuat. Dalam kisah inilah terdapat nilai-nilai keluhuran dari tujuan yang harus dimiliki oleh pemimpi, juga tentang membedakan antara cita-cita yang luhur dengan ambisi yang berlandaskan ego sesaat.
Novel Si Anak Savana ini juga mengangkat isu lingkungan yaitu tentang bahaya rokok dan pentingnya kontrol sosial dalam urusan ini. Nilai-nilai lingkungan ini dihadirkan dalam kisah Kampung Dopu yang ditunjuk menjadi tuan rumah dalam perlombaan pacuan kuda. Kampung Dopu yang terkenal memiliki juara bertahan yaitu Sulang dengan kudanya, Angin Timur pun menyambut kesempatan tersebut dengan gegap gempita. Tentu perlombaan ini akan di adakan di savanna kebanggaan mereka.
Euforia warga Kampung Dopu ternyata tidak selamanya baik, saat panitia perlombaan datang menuju savanna untuk mempersiapkan arena pacuan kuda. Mereka datang dengan umbul-umbul yang rupanya berisi iklan rokok yang menjadi sponsor lomba pacuan kuda ini. Hal ini sontak membuat Tuan Guru mengutarakan aspirasinya untuk mencabut umbul-umbul tersebut. Negosiasi alot pun terjadi antara Tuan Guru dan warga kampung yang sudah lama tidak mengizinkan adanya rokok di Kampung Dopu dengan panitia lomba yang sudah sejak lama menerima sponsor dari perusahaan rokok.
Tere Liye dengan cermat menyisipkan nilai-nilai moral dalam cerita ini. Pembaca akan menemukan pesan-pesan penting tentang keberanian, kesetiaan, persahabatan, dan pentingnya menjaga lingkungan. Buku ini juga mengajarkan kepada pembaca untuk menghargai alam semesta, menghormati satwa liar, dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Gaya penulisan Tere Liye terkenal karena keahliannya dalam menghadirkan karakter yang kuat, emosi yang mendalam, dan pesan moral yang bermakna. Buku-bukunya sering mengangkat tema-tema sosial, keagamaan, dan pertumbuhan pribadi, termasuk dalam novel Si Anak Savana. Tulisannya memiliki kekuatan  untuk menyentuh hati pembaca dan menginspirasi mereka.
Tere Liye sukses membangun gambaran kekayaan alam dan panorama alam yang memikat, membuat pembaca bisa merasakan sinar matahari yang menyengat, mendengar deru angin, dan mencium aroma tanah yang khas. Juga kesegaran mata air telaga yang menjadi sumber air Kampung Dopu dikala kemarau melanda.
Namun, Si Anak Savana bukan hanya tentang pemandangan yang menakjubkan. Cerita ini membawa pembaca mengikuti perjalanan emosional yang mendalam. Ditemani oleh karakter-karakter yang kuat dan menginspirasi, kita akan terlibat dalam petualangan yang penuh keberanian, kesetiaan, dan keajaiban yang tak terduga.Â
Si Anak Savana juga mampu menginspirasi pembaca, terutama kalangan anak-anak dan remaja, untuk merani mencapai impian mereka, membangun hubungan persahabatan yang tulus, dan semangat menjaga lingkungan sekitar. Buku ini bisa mengajarkan nilai-nilai moral yang penting, sambil membawa pemaca masuk ke dalam petuangan yang menegangkan dan memikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H