Pesantren Kilat (sanlat) merupakan kegiatan belajar agama dalam waktu singkat. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan saat Bulan Ramadhan atau saat libur sekolah. Target peserta kebanyakan adalah anak-anak usia sekolah. Ada beragam macam. Ada Sanlat tingkat SD, SMP, SMP serta SMA. Tak hanya sekolah yang mengadakan kegiatan ini, tingkat RT, Masjid atau Komunitas pun dapat menyelenggarakannya. Mulai dari yang sangat kilat sehari semalam hingga yang agak panjang selama dua minggu. Ada yang gratis ada juga yang berbayar.
Berhubung belum punya anak, tapi pengen banget berkontribusi dalam upaya mengajarkan agama dan ibadah kepada anak-anak, maka saya beberapa kali mengikuti kegiatan Sanlat. Bukan jadi peserta, tapi menjadi bagian kecilnya saja, seperti menjadi panitia. Kadang juga merangkap jadi tim pengajar. Mengajar yel-yel aja sih!
Menjadi panitia Sanlat mulai saya jalani sejak tahun 2012. Saat itu saya masih bekerja di sebuah perusahaan gula yang notabene mengharuskan saya untuk tinggal di kebun nan jauh dari keramaian ibukota. Di sini saya bertemu dengan rekan-rekan dari berbagai provinsi. Meski berbeda kultur, tapi kami disatukan oleh semangat keberislaman. Setelah ngobrol beberapa kali, kami pun sepakat untuk coba menawarkan diri jadi panitia Sanlat kala itu. Sebenarnya Sanlat rutin diadakan di Masjid setempat, dengan peserta anak-anak karyawan yang masih SD. Tapi seperti semacam monoton. Maka kami menawarkan pembaharuan. Tak hanya materi ceramah, tapi kami bersedia untuk mengakomodir kegiatan lainnya seperti lomba adzan, tilawatil quran dan drama. Sanlat ini diadakan setiap akhir pekan selama Bulan Ramadhan dari pagi hingga siang, tidak menginap.
Tak hanya para pegawai perusahaan saja yang terlibat menjadi panitia, kami juga mengajak anak-anak karyawan yang SMA untuk membantu kami. Hal ini bertujuan agar anak-anak SMA tetap pada koridornya, tetap jadi anak sholih dan sholihah. Harapannya dikemudian hari, mereka dapat melanjutkan kegiatan positif ini ketika kami para karyawan sudah pada resign dan meninggalkan kebun.
Tahun 2016 di tempat yang berbeda, saya pun mulai mengumpulkan teman-teman yang sejalan lagi. Kali ini di ibukota. Di suatu lembaga pemerintahan. Sebenarnya tujuan awal saya adalah ingin mengumpulkan rekan kerja dalam satu wadah seperti rohis gitu, tapi memang untuk kegiatan rutin agak sulit karena terkendala kerjaan yang tak sedikit. Maka setelah brainstorming dengan beberapa teman, kami sepakat untuk membuat acara Sanlat dengan target anak-anak pegawai. Ternyata jumlah anak pegawai usia 10-14 tahun masih jauh dari target peserta kami. Maka kami mengundang anak-anak TPA (Taman Pendidikan Al-quran) yang kebetulan dibina oleh salah satu pegawai kantor kami.
Alhamdulillah acara berjalan lancar selama 2 malam 3 hari. Kegiatan berpusat di Masjid kantor. Selain penyampaian materi tentang ibadah oleh para Ustadz dan mentor, kami juga mengadakan lomba, riyadhoh pagi, buka bersama dan sahur. Hal paling seru adalah waktunya tidur. Peserta laki-laki tidur di Masjid, sementara peserta perempuan tidur di ruang penitipan anak yang ber-ac. Peserta perempuan lebih mudah untuk diminta tidur dan dibangunin sahur, lain soal dengan laki-laki, kebanyakan main yang berakhir susah dibangunin sahur.
Sama seperti yang pernah saya inisiasi di 2012, Sanlat di kantor pun melibatkan panitia selain pegawai. Kami bekerjasama dengan mahasiswa--mahasiswa dari 2 Sekolah Tinggi yang berada dinaungan Lembaga kami, ditambah dengan kakak-kakak SMA dan kuliah yang biasanya membantu TPA binaan pegawai kami. Tentu dengan tujuan yang sama juga. Berharap hal ini menginspirasi mereka agar kelak ketika sudah kerja, mereka dapat tetap menyempatkan diri untuk berkontribusi untuk menyiapkan generasi berikutnya lagi. Karena sesungguhnya masa depan suatu bangsa ditentukan dari gerak-gerik generasi mudanya. Lebih banyak rebahan haha hihi di Mall atau lebih banyak mengadakan dan mengikuti kegiatan yang positif.
Jadi intinya, mengajarkan anak-anak ibadah nggak harus nunggu punya anak. Nggak harus jadi expert dulu juga. Bahkan dengan keterbatasan ilmu, kita tetap bisa berkontribusi kok! Salah satunya dengan menjadi panitia Sanlat. Karena jadi panitia Sanlat itu justru dapat 2 kebaikan. Yang pertama pahala sibuk ngurusinnya (insyaallah) dan yang kedua yaitu bisa sekalian belajar dari materi yang disampaikan Ustadz dan mentornya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H