"Cinta bukan sekedar kata-kata indah. Cinta bukan sekedar buaian belaian peraduan." (Dewa 19-Lagu Cinta)
Cinta identik dengan romantis. Bagi saya, cinta itu sudah pasti romantis. Tapi romantis belum tentu cinta.
Mungkin salah satu definisi cinta adalah memberi. Ini tindakan konkrit yang hakiki. Aku sangat senang mengutip hadist Rasulullah SAW " " (Tahaddu tahabbu), yang artinya saling memberilah hadiah, maka kalian akan saling mencintai. Ini menjadi cambuk bagi saya untuk meluruskan niat ketika memberi karena kadang diri ini suka itung-itungan. Khawatir kalo ngasih, eh yang dikasih nggak ngasih balik. Ini namanya pamrih. Atau khawatir uang habis kalo misalnya ngasih ke orang. Ini namanya pelit! Maka hadist tadi sangat mempan untuk membuat saya kembali ikhlas dalam memberi.
Keluarga saya memiliki caranya sendiri dalam mengejewantahkan arti romantis. Romantis dengan memberi. Ada uang THR kan? Begini pembagiannya :
- 40% untuk orangtua
- 20% untuk nenek
- 20% untuk keponakan
- 20% untuk diri sendiri
Demikian juga dengan THR suamiku, pembagiannya juga seperti di atas. Hanya saja bagian untuk diri sendirinya jadi dibagi 2 untukku dan untuknya. Edisi suami sayang istri kan hehe..
Selain itu, kakakku selalu menjadi penyedia kue lebaran di rumah. Kalo aku, bagian penyedia uang receh untuk anak-anak sekitar rumah yang silaturahim ke rumah.
Untuk mertua dan kakak-kakak ipar pun ada. Anggarannya bisa diambil dari jatah 20% untuk diri sendiri di atas. Kalo nggak cukup, ya lirik tabungan. Pokoknya diada-adain banget deh! Untuk Papa dan Bapak ada baju koko. Untuk kakak-kakak ada jilbab. Kakaknya sekarang sudah bukan cuma 1, tapi 3. Nah kalo untuk Mama dan Ibu mentahan aja deh! Kenapa? Karena agak susah cari ukurannya hehe..