Dalam waktu dekat Pilkada serentak akan diadakan termasuk pilgub Jakarta. Ibukota Indonesia ini emang lebih menarik daripada Negara Indonesia itu sendiri. Menarik disini karena selalu menampilkan calon-calon yang lebih bisa diperhitungkan. Dulu ada pasangan Foke, Jokowi-Ahok, dan seterusnya dengan hasil pemilu di luar dugaan.
Kini tidak kalah seru dengan muncul bakal calon seperti Sandiaga Uno danRidwan Kamil yang kataya sudah mempersiapkan diri. Kono Walokota Surabaya pun tak mau kalah ketingalan yang juga ingin ikut meramaikan pilgub Jakarta.
Kota Jakarta tidak hanya menarik warga urban saja tetapi juga menarik para pencari jenjang karir politik. Jakarta dijadikan Batu loncatan untuk berkiprah lebh jauh lag. Contohnya Foke yang tidak menang pilgub kemarin saja sudah jadi Debus Jerman. Apalagi yang menang seperti Jokowi sudah jadi orang nomor satu di Indonesia. Pegawai Pemda Jakarta saja dibidang kerjaan tertentu bisa jadi bupati atau walikota di daerah-daerah.
Makanya tak heran bila bakal calon gubernur Jakarta sudah membawa visi-misi yang tak tanggung-tanggung. Mereka siap mengalahkan satu sama lain. Ini tentu seru sekali buat warga Jakarta yang bakal dipimpin oleh orang-orang diandalkan. Ditambah warga Jakarta sudah pintar memilih dengan kampanye-kampanye yang realistis atau yang hanya ngumbar janji belaka.
Gubernur Ahok yang sekarang membawa perubahan drastis di Jakarta saja merasa bangga untuk berhadapan dengan para pesaingnya. Ayo adu visi-misi untuk Jakata yang lebih baik kata Ahok. Bahkan Ahok merasa percaya diri kalau dia akan menang di pilgub nanti dengan pengalaman yang dia miliki. Merasa belum tuntas mengurangi masalah kemacetan, kebanjiran yang membuatnya berambisi dengan mengatakan Jakarta mau dibawa kemana lagi. Seperti Visi Misi buat kota Jakarta sudah habis ide-ide yang katanya hanya isu-isu itu terus yang akan dibawa. Semua sepertinya sudah diborong oleh gubernur Ahok yang tidak hanya sekedar janji tapi kerja nyata yang dilakukan sedikit demi sedikit. Memilih pegawai-pegawai yang terbaik, memecat yang malas bekerja, berani bersikap tegas pada yang salah dengan gayanya. Pembuatan taman-taman, mangrove, penseterilan area sungai-sungai Ciliwung yang nantinya akan lebih enak dipandang.
Penulis merasakan kenapa selalu Jakarta yang dijadikan impian untuk jenjang karir poliik, kenapa daerah lain tidak dilirik. Apa mereka hanya untuk mencari gengsi-gensian atau mereka yang ingin mendapatkan banyak lahan basah dengan gajih yang lebih besar ketimbang gaji pns pemerintah.
Bukankah masih ada provinsi-provinsi lain yang lebih baik dari Jakarta. Seperti ada Jawa Barat provnsi kedua setelah Jakarta dan Bali yang lebih terkenal di mata warga negara asing. Belum lagi ada Makassar, Surabaya dan seterusnya. Bahkan Kota Surabaya daerah yang sepi calon pemimpin sehingga ikut batal dalam pilkada serentak. Atau emang pesaing merasa takut melwan Risma atau sengaja tidak mencalonkan yang dilakukan para pesaing untuk melawan Risma. Tapi kenapa dengan Jakarta padahal luas wialayah dan bergaining position yang tak jauh berbeda dengan kota Surabaya.
Warga Jakarta merasakan sensasi yang meyenangkan disuguhi para calon-calon yang hebat dari daerah seperti Ridwan Kamil yang mengubah banyak perubahan kota Bandung. Begitu juga pengusaha sukses Sandiaga Uno degan jiwa energiknya. Pastinya Jakarta akan menjadi Ibukota yang mungkin berkelas internasional mengalahkan kota-kota luar negeri seperti New York munkin Seouli, Tokyo ataupun Zurich. Â
Penulis berharap semangat pilkada ini dapat menular di daerah-daerah lain sehingga semua kepentingan tidak berpusat di Jakarta tapi diseluruh pelosok Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H