Mohon tunggu...
Maulana Ghozali
Maulana Ghozali Mohon Tunggu... lainnya -

Diam itu belajar memahami. || My Blog: https://pemilu-cerdas.blogspot.com/ ||

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Menang Telak Pilpres 2019, Prabowo dan Trouble Maker Gigit Jari

14 Maret 2019   15:32 Diperbarui: 15 Maret 2019   02:16 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi seperti mengulang sejarah pemenangan waktu periode ke dua calon walikota Solo. Namun apakah Jokowi akan mendapat 90an % suara di pencalongan PILPRES 2019 yang kedua ini? Perpolitikan Indonesia sangat menarik dikaji dibanding negara-negara yang lebih menoton. Di negara-negara lain dalam menanggapi politik dengan cara-cara itu saja, seperti apatisme di Amerika yang bermazhab Liberal, mengacungkan senjata di Timur Tengah. Belum lagi SBY yang beredar video tentang dukungan nya kepada JOKOWI meski sikap partai Demokrat moderat dalam dukung Prabowo.

Terbaru adalah pernyataan dari Fahri Hamzah kader PKS yang konon katanya partai orang HTI, partai orang paling Islami, paling Arab. Menurut Fahri yang juga wakil ketua DPR RI dan gerbongnya lebih dekat ke Jokowi. Ini seperti sinyal baru penguatan untuk Presiden Jokowi yang akan maju kembali menjadi presiden 2019-2024. pernyataan Fahri inii seusai deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) yang dideklarasikan di Jakarata yang dihadiri banyak tokoh nasional yang dukung Prabowo Subianto. Ada Zulkifli Hasan Ketua MPR RI dan PAN, Edi Suparno, Eko Patrio Purnomo dan ada Fadli Zon dari Gerindra yang seakan-akan Fahri bukanlah orang yang dianggap remeh/sebelah mata.

Pernyataan Fahri ini mengungkapkan serangan balik yang mana PKS yang telah memecat dari kader, Fahri pun tidak tinggal diam dan menentang Sohibul Iman, Salim Assegaf (KETURUNAN ARAB). Ini bisa menjadi berita baik buat Jokowi dan berita buruk bagi Prabowo dan PKS yang semakin feodal dan tertutup. Gerbong Anis Mata dan Fahri Hamzah telah disingkirkan dengan memecat kader potensial yang dibuang sia-sia. Suara dan sikap Fahri ini terbilang terlambat di masa pencoblosan yang kurang dari sebulan hari ini. Niatan Fahri ini sendiri lebih ingin menghancurkan Sohibul Iman dan Salim Assegaf yang lebih kasar duluan ke Fahri.

Suara PKS yang katanya kader loyal pun mau tidak mau harus pecah dan bebas memilih tidak lagi tergantung pada pimpinan Partai yang cenderung arogan dan tertutup. Sohibul Iman dan Salim Assegaf pun mau tidak mau harus kehilangan beberapa Anggota yang akhirnya akan memilih Jokowi yang terbukti bekereja untuk Rakyat Indonesia.

Belum lagi ada tiga survei independent/terpecaya yang lebih mengunggulkan Jokowi ketimbang Prabowo yang jauh hari meneliti siapa yang akan menang nanti. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Joko Widodo-Ma'ruf Amin (58,7 %)- Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar (30,9%). Cyrus Network/Roy Morgan menghasilkan Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,2 persen/58 persen dan Prabowo-Sandiga sebesar 36 persen/42 persen. Terakhir ada survei PolMark Indonesia Jokowi-Ma'ruf meraih 40,4 persen suara dan Prabowo-Sandiaga 25,8 persen sisanya 33,8% suara masih belum menentukan pilihan. Ada juga survei dari internal Prabowo Lembaga survei Indonesia Network Survei (INES) Prabowo-Sandi posisi di atas 50,2 persen-Jokowi-Amien 27,7 persen.

Bahkan ada 10 lembaga survei jika di total menghasilkan Jokowi menang pilpres 2019. Banyaknya penggiat survei menarik diamati dan dikaji. Apakah mereka secara sadar melakukan survei dengan jujur dan sesuai kajian ilmiah atau survei pesanan/sekedar survei dengan angka yang ditebak-tebak. Timses Prabowo sendiri [demi menyenangkan diri] juga melakukan survei bahwa Prabowo akan menang atau menang tipis dari Jokowi.

Sekali lagi satu suara sangat menentukan Prabowo bisa saja menang jika para pemilih pendukung Jokowi malas datang ke TPS karena merasa di atas angin. Seperti Pemilu di Amerika yang mana pendukung Hillary merasa malas daatang ke TPS yang pasti menang dari Trump. Belum lagi para ASN yang pro Prabowo ataupun Jokowi yang menyalurkan uang nya bukan lagi untuk kepentingan negara tapi untuk kepentingan PILRES 2019! Ini juga yang membuat para pemilih golput karena tidak merasakan adanya negara yang hadir dalam kehidupan mereka.

Dari berbagai faktor di atas mulai dari tingkah laku para tokoh politik dari antar partai Indonesia sangatlah dinamis dan tidak kaku. Belum lagi sepuluh survei menghasilkan Jokowi-Amien akan memenangkan pilpres 2019.

Para tokoh elit politik tidak hanya bersikap politis tapi juga bersikap diplomatik yang seakan menjadi bekal bahwa para tokoh politik Indonesia akan mengisi ruang-ruang politik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saya doakan semoga Pak Jokowi atau tokoh Indonesia akan menjabat di struktur organisasi PBB yang akan membawa perubahan lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat DUNIA. Tidak lagi berkutat diperpolitikan Indonesia yang sudah kebanyakan politisi-politisi yang kurang kerjaan dan hanya mengganggu saja (trouble maker).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun