Mohon tunggu...
Maulana Ghozali
Maulana Ghozali Mohon Tunggu... lainnya -

Diam itu belajar memahami. || My Blog: https://pemilu-cerdas.blogspot.com/ ||

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengulangan Isu Berita untuk Menjatuhkan Partai

15 April 2014   13:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang pemberitaan media sering kali diberitakan secara terus-menerus diulang-ulang. Contoh simpelnya saja pemberitaan gosip para artis pasti banyak ulangannya. Apalagi pemberitaan Timnas sepakbola atau meninggalnya salah satu tokoh terkenal seperti alm Ustd. Jefry Bukhori. Pasti banyak sekali diberitakan dengan berbagai macam frame yang dilebih-lebihkan.

Belum lagi berita itu mengandung nilai kontroversial yang hangat dibicarakan meskipun satu kejadian. Seolah-olah kejadian itu berulang kali yang asyik dibicarakan. Emang itu ada baiknya, namun akan salah dimengerti atau dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik.

Contohnya adalah kasus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengenai ketua umum Suryadharma Ali. Ketum PPP bermasalah jauh-jauh hari sebelum pileg dikalangan internal partai PPP. Sehingga menyalahkan Suryadharma Ali yang menurunkan suara PPP karena mengahdiri kampanye Gerindra bersama Prabowo. Ketika Suryadharma Ali memberikan penjelasan dan penyelesaian terhadap media baik itu di metro TV maupun di media lain.  Begitu juga di website resmi PPP permasalahan sudah selesai yang mana tidak ada lagi perpecahan dalam PPP (ppp.or.id).

Namun sayang apa boleh buat para awak media tidak memberitakan secara tidak berimbang. Terutama media online dengan gaya penulisan judul yang hanya sedikit dirombak. Padahal berita itu sudah terbilang kusam, media berusaha mengangkat kembali seolah-olah itu adalah isu baru yang belum terselesaikan. Entah maksud tujuan media, mau cari nama dan benefit atau mau menjatuhkan salah satu partai dengan memakai topeng media seolah-olah legal.

Strategi Suryadharma Ali dengan Prabowo hanya untuk komunikasi politik saja, namun masih saja media memberitakan sebagai koalisi kedekatan. Padahal dari PPP atau Ketua umum Suryadharma Ali sendiri tidak melakukan kegiatan yang ke arah koalisi. Apalagi pemberitaan media yang tidak senang dengan partai PPP pasti dijadikan makanan yang sangat menggiurkan. Inilah media yang tidak sehat, media online abal-abal cukup dengan membuat nama. Ketika diklarivikasi ke-otentikan pelakunya mereka sudah kabur meninggalkan jejak dengan mengahapus semua website.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun