Di zaman globalisasi ini, berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan Facebook menyajikan konten dari seluruh dunia. Fenomena ini membawa pertukaran budaya, terutama di kalangan generasi muda. Namun, banyak dari mereka cenderung terpengaruh oleh tren budaya asing, menyebabkan hilangnya identitas budaya lokal. Globalisasi menjadi faktor utama yang berkontribusi pada perubahan ini. Bagaimana kita, sebagai pemuda, dapat aktif dalam memperkuat dan mengembangkan budaya lokal?
Strategi Kebudayaan: Apa dan Bagaimana?
Strategi kebudayaan menurut Guru Besar Filsafat Cornelis Anthonie Van Peursen adalah upaya manusia untuk memahami dan merancang kebudayaannya. Ini melibatkan lebih dari kebijakan pemerintah; melibatkan elemen-elemen seperti transparansi, supremasi hukum, partisipasi, akuntabilitas, dan pluralisme dalam tata kelola kebudayaan yang baik. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola transparansi, supremasi hukum, dan akuntabilitas, tetapi kita sebagai pemuda juga dapat berperan dalam mewujudkan poin pluralisme dan partisipasi.
Peran Pemuda dalam Membangun Kebudayaan Lokal
Pluralisme
Pemuda dapat berperan dalam menciptakan kondisi pluralisme, di mana kelompok minoritas dapat berpartisipasi secara penuh tanpa kehilangan identitas budayanya. Misalnya, melalui menciptakan konten budaya yang mempromosikan keragaman dan menghormati perbedaan budaya.
Partisipasi
Pemuda dapat aktif berkontribusi untuk meningkatkan partisipasi dalam budaya lokal. Contohnya, berinovasi dalam menyajikan budaya melalui media sosial, membantu memperbaiki masalah museum dan situs budaya dengan membuat konten yang menarik, dan berpartisipasi dalam kegiatan pameran atau seminar budaya.
Mempromosikan Budaya Lokal
Pemuda dapat mengambil inisiatif dalam mempromosikan budaya lokal baik di dalam maupun di luar negeri. Ini bisa dilakukan melalui kegiatan pameran, seminar, produksi konten media sosial, serta terlibat dalam kegiatan belajar mengajar tentang warisan budaya. Partisipasi dalam kegiatan ini membantu menyebarkan dan melestarikan budaya lokal.
Sikap Terbuka dan Toleransi
Meskipun budaya beragam, sikap terbuka dan toleransi sangat penting. Kita harus menghargai, saling membantu tanpa memandang perbedaan agama, ras, atau suku. Kelestarian budaya terwujud melalui sikap terbuka terhadap perubahan tanpa kehilangan identitas budaya asli.
Strategi kebudayaan memainkan peran kunci dalam menciptakan budaya inklusif di tingkat lokal dan nasional. Pemuda memiliki tanggung jawab untuk aktif berpartisipasi, mempromosikan keberagaman, dan menjaga kelestarian budaya lokal dalam era globalisasi. Dengan sikap terbuka, toleransi, dan partisipasi aktif, kita dapat menciptakan lingkungan budaya yang kondusif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H