Mohon tunggu...
Nurazid Mahardianta
Nurazid Mahardianta Mohon Tunggu... -

PhD Student on Bioethics Universiteit van Amsterdam the Netherlands

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suratku untuk yang Terhormat Bapak Jokowi

28 Juni 2014   02:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:31 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang saya hormati, Bapak Jokowi calon Presiden Republik Indonesia,

Dear Pak Jokowi, ini adalah surat dari salah satu anak bangsa Indonesia yang ingin menyatakan beberapa hal kepada bapak. Semoga ketika bapak membaca surat ini, bapak sedang sendiri, dan bisa menggunakan surat ini untuk perenungan bapak secara pribadi.

Yang terhormat Bapak Jokowi,

“Kami yaqin bahwa Bapak masih ingat sumpah yang Bapak ucapkan ketika dilantik menjadi Gubernur Jakarta. Kata demi kata, untaian kalimat-kalimat sumpah telah Bapak ucapkan dengan penuh kesadaran bahwa Allah SWT dan masyarakat Indonesia menyaksikannya. Itulah kemenangan kami, rakyat Indonesia dan khususnya rakyat Jakarta. Kami berhasil mengangkat seorang yang kami yaqin bekerja siang malam untuk kesejahteraan rakyat Jakarta. Kami bangga bahwa masyarakat Jakarta telah mengalahkan iming-iming “tak nyata” dari penguasa usang yang telah terlalu lama bertengger di puncak kuasa. Kemenangan Bapak adalah kemenangan kami. Menyaksikan sumpah Bapak sebagai Gubernur adalah peristiwa politik paling membanggakan negeri ini setelah era reformasi.”

Bapak Jokowi yang baik hati,

Kali ini, sebagai anak bangsa, ijinkan Kami kembali meminta. Kami minta Bapak memimpin negeri ini, menjadi PRESIDEN kami! Tak perlu Bapak dengar orang yang mencaci bahwa Bapak tak selesaikan janji! Jakarta tak mungkin beres dalam 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun, itu kami tahu pasti.”

Bapak Jokowi yang rendah hati,

Kami yakin akan kemampuan Bapak! Tetapi, janganlah seperti pemimpin-pemimpin bangsa ini diera reformasi yang terlalu yaqin pada diri sendiri! Mereka jadi bisu dan tuli! Janganlah Bapak berhenti mendengarkan kami. Jangan pernah Bapak berhenti blusukan, seperti yang telah Bapak lakukan. Banyak orang pintar negeri ini, kami hanya butuh orang BAIK yang akan memegang kemudi, mengarahkan bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri.

Terima kasih kami kepada Ibu Megawati yang telah mempertemukan kami dengan Bapak Jokowi. Tanpa Ibu, kami tak kenal Jokowi. Berikanlah restu Ibu, sebagai putri pendiri Bangsa ini! Jangan ibu dengarkan caci maki orang tak tahu diri yang bilang ibu sebagai pengendali! Ibu lah cermin demokrasi dan kebesaran hati seorang negarawan sejati!

Bapak Jokowi calon PRESIDEN kami,

Jangankan uang, nyawa akan kami pertaruhkan untuk negeri ini! Karena kami tahu, Bapak tak akan selewengkan uang kami. Bapak tak akan takut meski parlemen berisi orang-orang yang kalut. Belilah DRONE, buat lah TOL LAUT, bangunlah REL GANDA KERATA API, apapun akan kami dukung karena kami tahu itu UNTUK KAMI. Kami tak terima jika presiden bercita-cita MENAIKKAN GAJI PEJABAT DAN PEMBANTUNYA, TAPI TAK TAHU APA YANG HARUS DIBUAT UNTUK RAKYATNYA. Alih-alih menyelamatkan bangsa, cita-cita itu dapat menjelma menjadi “KEBOCORAN” yang sebenarnya!

Bapak Kami, Jokowi

Negara sahabat kita –India- memiliki Gandhi, seorang santun dan baik hati yang tak perlu pintar berkelahi untuk ditakuti! Kesantunannya dan kedekatannya dengan rakyat jelata menjadikan Britania Raya takluk dikakinya. Tidak dengan bedil atau senjata lainnya, tak perlu menjadi pasukan khusus atau bahkan harus menjadi komandannya! Cukup dengan hati nurani suci yang dekat dengan kami, rakyat jelata.

Yang kami tahu, Bapak tak pernah berpura-pura. Jika iya, maka cukup sekali dua! Tapi jika hampir dua dasawarsa, hanya orang gelap mata yang menganggap itu semua dusta!!!

Salam dua jari

NB: Sebagian tulisan ini mengutip tulisan putri Bapak Amien Rais yang dimuat di kompas online, tanggal 27 Juni 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun