Mohon tunggu...
nasri kurnialoh
nasri kurnialoh Mohon Tunggu... Dosen - STAI Haji Agus Salim Cikarang

Nasri Kurnialoh lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogakarta. Alumni Pondok Pesantren Di Tasikamalaya dan Yogakarta. Saat ini saya sangat bersemangat untuk mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kuda Troya

12 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   17:04 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Istilah ini lahir dari cerita paling epic pada mitologi Yunani. Penulisnya Homer. Entah faktual atau imajinasional, yang jelas peperangan 10 tahun itu tak mungkin hanya imajinasi belaka, pasti ada sentuhan faktanya. Apalagi, inspirasi dari cerita epic ini, baik bercerita Helen yang berselingkuh dengan Pangeran Paris Troya ataupun kisah kemenangan semalam bangsa Yunani (Sparta) atas bangsa Troya karena strategi yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, namanya "Kuda Troya" menjadi bagian inspirasi Bible. Dari sini kita bisa melihat tokoh Oddysey atau Oddysius sebagai penggagas dan juga kematian Achieles yang merupakan prajurit keturunan Dewa dengan kekuatan yang luar biasa berpengaruh pada ajaran agama.

Tentu, karena mitologi ini berpengaruh pada ajaran Kristen, maka memahaminya sangat dibutuhkan. Perang sepuluh tahun yang sulit dimenangkan baik oleh Bangsa Yunani yang bersatu padu seluruh rajanya dengan Raja Priam pemimpin Troya dengan dua pangeran utama: Hector dan Paris di wilayah Asia Kecil. Helen yang jadi pusat masalah, memang didukung oleh Dewi Aprodit yang merasa ditolong oleh Paris karena mengalahkan kecantikan dewi lainnya. Di sinilah kekuatan kecantikan telah membuat manusia berperang dan saling membunuh. Pun aktor utama saling berebut wanita ini melibatkan aktor lain seperti Oddysey dan Achielies untuk meraih kemenangan. Semua punya orientasi berbeda, terutama sex dan kekuasaan.

Namun, 10 tahun itu sia-sia. Cerita panjang itu hanya bisa dikalahkan oleh pikiran Oddysey dengan strategi liciknya. Troya yang senang dengan piala, maka piala berbentuk kuda raksasa itu telah membuka pintu emas istana yang sulit ditembus. Mereka jadikan kuda itu sebagai "kemenangan semu" yang pada akhirnya istana mereka ditembus musuh dan Troya bisa dikalahkan hanya dengan satu malam. Kuda Troya memang gagasan original dan mengagumkan bagi Bangsa Sparta tapi menyakitkan bagi bangsa Troya. Kita pun paham, mereka yang hebat dan kuat serta brilian, tidak lagi dianggap sebagai manusia biasa tapi naik derajatnya jadi "Dewa". Di sinilah awal kenapa ajaran kehebatan (mukjijat) Yesus mengakibatkan beliau jadi Dewa, lalu kemudian didaulat jadi tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun