Saat mengaji tafsir, sering saya kebingungan atas sejarah perjalanan kitab-kitab Allah. Cukup tahu nama: Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran. Literasinya begitu miskin dan dulu, cukup mengimaninya saja. Sejak saya mengaji kitab-kitab yang disebut di atas melalui debat kristologi, sejarah Yahudi dan Religiuos Studies, saya menemukan sedikit pencerahan tentang kronoligis kitabullah tadi. Ya, paling tidak sebagai peta jalan bagi yang membutuhkan sebagai penjelasan awal mengenal kitab tersebut dalam terminologi yang ada saat ini.
Pertama Taurat. Kitab yang ditulis Musa AS di Bukit Sinai dalam bentuk gulungan 15 abad sebelum masehi. Isinya singkat 10 hukum: Jangan sekutukan Allah, Jangan buat patung, Ibadah Sabat, Jangan sebut Tuhan sembarangan, Hormati ayah ibu, Jangan bunuh, Jangan mencuri, Jangan zina, jangan jadi saksi palsu dan jangan menyerobot milik sesama.Â
Namun Taurat dimaksud hilang karena Bani Israil mengalami masa pembuangan dan runtuhnya Bayt suci pertama dan kedua. Hingga Taurat itu hilang dan mulai ditulis ulang oleh Yahudi pada pembuangan ke babilonia hingga berhasil dengan lima kitab (surah) dari severe Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan hingga Ulangan.
5 kitab itu ditulis 800 tahun setelah Musa AS dengan bahasa Ibrani. Ternyata, Taurat itu pun berkembang menjadi TANAKH atau kependekan dari Taurat (Musa), Nevi'im (Nabi-nabi) dan Ketuvim (Tulisan) yang dalam hal ini disebut Zabur atau dalam bahasa lain Mazmur kitabnya Daud AS. Tanakh pun tak sendirian, rabi Yahudi menyusun Talmud yang terdiri dari perasan Tanakh (hukum tulisan) dan hukum lisan (semacam hadits Musa) sehingga lahir tarekat-tarekat, misalnya tarikat Kabbala. Pada tahun 300 SM, Tanakh diterjemahkan kepada bahasa Yunani Koane menjadi Septuaginta dan menjadi sumber inspirasi untuk menjadi Bible Kristen.
Kedua Injil. Sampai hari ini, Injil asli sulit ditemukan karena memang tak ada buktinya. Yang jelas, injil adalah wahyu melalui Isa AS namun melalui tutur tinutur yang ditulis oleh sahabatnya yang 12 (hawariyun). Namun dalam perkembangannya, justru perkataan Isa AS ini diteliti ulang atas perintah Kaisar Romawi Theofilus pada penulis-penulis seperti Lukas. Maka lahirlah kirab-kitab Markus, Yohanes, Lukas, Matius, Barnabas, Yakobus, dan lainnya. Karena saking banyaknya, maka dibutuhkan kanonisasi, maka hanya empat kitab yang diakui oleh konsili (semacam muktamar) yaitu Yohanes, Markus, Matius dan Lukas. Yang lainnya dianggap apokrif atau kitab yang palsu atau tak punya validasi kebenaran.
Karena Isa AS adalah melanjutkan Yahudi, maka 4 kitab ini sebagai penambah kitab Yahudi sebelumnya: Tanakh. Orang Kristen menyebut Tanakh sebagai Perjanjian Lama (PL), sedang lainnya disebut Perjanjian Baru (PB). Karena orang paling penting dalam kristen ke Eropa (kelompok tak bersunat) adalah Paulus, maka 13 surat-surat Paulus jadi ditambahkan pada PB.Â
Bahkan, hukum PL banyak dipenalti oleh surat ini bahkan banyak pikiran gereja dipengaruhi oleh Paulus sehingga berdiri agama Kristen, sebagai pembeda dengan Yahudi. Maka, kitab mereka disebut Bibles atau kumpulan catatan atau Gospel (God's spell). Antara PL dan Tanakh banyak Yahudi yang tak menyetujuinya. Bahkan, banyak ketidak samaan interpretasi di dalamnya.
Karena konsep ketuhanan dari Bible (PL dan PB) ini multi tafsir, maka lahirlah ragam aliran bahkan jadi beda agama dengan satu kitab. Ada Kristen Katolik, Ortodok, ada Protestan dengan segala alirannya seperti Anglikan, Progresif, Kharismatik dan seterusnya di mana jumlah kitab Biblenya pun berbeda.Â
Ketebalannya berbeda. Semacam ada tarjih kitab suci (amandemen). Ortodok yang paling tebal, Protestan paling tipis. Dari kitab itu pula lahir ajaran trinitas, unitarian, oneness, dan konsep lain yang sulit dipahami karena pencampuran antara ajaran Yahudi dan Helenisme Yunani serta Paganisme Stoack Romawi. Bagi Islam, inilah yang disebut "campur tangan manusia."
Yang paling sulit dipahami, saat Bible ini diterjemahkan ke bahasa Melayu-Indonesia. Banyak istilah Islam masuk ke Bibble oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Tujuannya tentu saja untuk kepentingan misi di wilayah mayoritas muslim. Kata "Allah" yang asalnya proper name jadi Generic Name.Â
Kata Rasul dari apostole jadi rasul seperti di Islam. Kata iman, kudus, bahkan kata tuan (lord) jadi tuhan dengan segala turunan dan definisi khususnya. Dari sisi ini banyak kerumitan istilah sehingga tak jarang dari sisi inilah Islam dan Kristen sering berdebat. Alasannya banyak kata yang spesifik di Islam digunakan sebagai targum (terjemahan) dari Yunani, bahasa asli Bible. Jadi pantas, kenapa hanya dengan Kristen, Muslim sering bersebrangan padahal dengan agama lain tidak.