Jakarta- Duel sengit nan sarat gengsi akan tersaji di partai pamungkas Pertamina Proliga 2016. Sang pemuncak klasemen sekaligus Juara Final 4 musim ini Jakarta BNI Taplus siap meladeni tantangan Surabaya Samator di Istora Senayan, Jakarta pada Grand Final yang akan dihelat 15 Mei 2016.
Kedua tim yang diisi oleh para pemain muda bertalenta dan dukungan pemain asing yang memiliki kemampuan teknis mumpuni siap tampil maksimal untuk membuktikan diri jadi tim yang layak berjaya dan merebut titel Juara Pertamina Proliga 2016. Jelang duel yang akan tersaji pada Minggu (15/5), menarik disimak perjalanan kedua tim mengarungi ketatnya kompetisi Proliga 2016, hingga menuju Grand Final.
Proliga 2016 Serupa dengan Dua Tahun Lalu
Menutup perhelatan kasta tertinggi bola voli nasional tahun ini dengan kemenangan dan raihan gelar Juara tentu menjadi target dan ambisi yang diusung Surabaya Samator. Memulai perjalanan di Pertaminan Proliga 2016 dengan mulus, Surabaya Samator jadi tim yang suksen bertengger di puncak klasemen babak penyisihan putaran 1 dan 2 dengan koleksi 20 angka, hasil dari 7 kemenangan dan 3 kali kalah. Dua kekalahan yang diderita anak asuh Ibarsyah Djanu adalah ketika berhadapan dengan Jakarta Pertamina Energi di seri Gresik dan seri Palembang. Kedua pertandingan melawan Pertamina Energi tersebut berakhir dengan skor ketat 3-2, serta satu kekalahan lainnya dialami kala bertemu dengan tim debutan Bekasi Bina Voli Nusantara juga di seri Palembang.
“Kami memotivasi para pemain untuk mengambil poin penuh di Bandung dan tidak mau kecolongan,” ungkap Ibarsyah Djanu usai sukses membalas kekalahan atas Pertamina Energi di hari terakhir Final 4 Bandung pada 1 Mei lalu.
Sayangnya, tren positif dan aura kemenangan di Bandung tidak lantas membuat hal serupa dengan mudah terjadi di Yogyakarta. Pada hari perdana Final 4 seri Yogya, Rendy Tamamilang cs dipaksa bermain 5 set dan menelan kekalahan oleh Jakarta BNI Taplus. Untungnya kekalahan tersebut tidak lantas mematahkan semangat juang Samator. Terbukti, Palembang Bank Sumsel dan Jakarta Pertamina Energi kembali mereka bekuk dengan skor meyakinkan 3-0 di dua hari terakhir babak Final 4 Yogya. Raihan 14 poin dan menduduki peringkat kedua klasemen akhir Final 4 sudah cukup untuk membawa Samator ke Grand Final ke 6 mereka sepanjang penyelenggaraan Proliga.
Jika menilik bagaimana perjalanan Samator mengarungi Proliga 2016 ini, terdapat kesamaan seperti yang terjadi di Proliga 2014. Kala itu Samator jadi tim yang perkasa sejak putaran penyisihan hingga Final 4. Tercatat dari 26 laga yang dijalani Samator, mereka hanya 3 kali kekalahan. Puncaknya adalah ketika Samator mampu menuntaskan dahaga gelar Juara yang selama 5 tahun mereka damba dengan melumat Jakarta Pertamina Energi di Grand Final Proliga 2014.
Berkaca pada fakta tersebut, mungkinkah Samator juga akan mengulangi kesuksesan serupa di Proliga 2016 ini? Melihat dari kestabilan permaianan yang ditunjukan Samator, hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi.
BNI Taplus Tertatih di Awal, Moncer di Akhir