Surabaya Bhayangkara Samator gagal memanfaatkan peluang terakhir mereka untuk melaju ke babak Final Proliga 2017. Pada pertandingan di hari kedua Final 4 di C'Tra Arena Bandung, Sabtu (15/4), Rivan Nurmulki dkk menyerah 1-3 (22-25, 27-25, 24-26, 22-25) dari Jakarta BNI Taplus.
Persaingan sengit keduanya Taplus sudah nampak sejak pertandingan dimulai. Bhayangkara Samator yang turun dengan pemain lokal terus menempel ketat perolehan angka BNI Taplus. Sayangnya mendekati akhir set, serangan Bhayangkara Samator mudah terbaca oleh para blocker BNI Taplus. Set ini berakhir usai Nizar dan Ayip Rizal gagal membendung spike keras legiun asing BNI Taplus, Domotor Meszaros.
Bhayangkara Samator mencoba bangkit bahkan sempat memimpin 8-4 di interval pertama set kedua. Berada dalam posisi tertinggal tak lantas membuat BNI Taplus menyerah, kejelian anak asuh Loudry Maspaitella membaca pola serangan Bhayangkara Samator yang di set kedua ini menurunkan Wilfrido Hernandez membuat BNI Taplus perlahan tapi pasti mendekati angka lawan. Namun, di poin-poin kritis keberuntungan BNI Taplus lenyap usai dua kali spike Rudi Tirtana berhasil di-block dengan baik oleh Nizar Julfikar.
Kurang baiknya penampilan Wilfrido Hernandez membuat pelatih Ibarsyah Djanu menarik keluar pemain asing asal Dominika tersebut dan menggantinya dengan Bayu Saputra. Kembali menggandalkan pemain lokal, justru membuat penampilan Bhayangkara Samator membaik dan mampu memimpin. Namun, berada di atas angin malah menjadi tekanan tersendiri bagi tim yang bermarkas di Driyorejo tersebut. Alhasil, lagi-lagi BNI Taplus mampu memanfaatkan peluang dan menutup pertandingan dengan kemenangan.
Lebih lanjut Ibarsyah juga mengatakan jika secara keseluruhan penampilan anak asuhnya di tahun ini jauh dari harapan. Grafik penampilan Bhayangkara Samator memang naik turun. Sempat memimpin dan menjadi juara di putaran 1. Bhayangkara Samator justru kurang garang dan menurun performanya memasuki putaran kedua hingga babak 4 besar. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2016 lalu ketika mereka menjadi juara.
Di kubu berbeda, arsitek BNI Taplus, Loundry Maspaitella secara jujur mengungkapkan jika timnya nothing to lose pada pertandingan hari ini.
“Kami hanya berusaha mengoptimalkan permainan. Sementara kubu Samator terlihat sekali memiliki beban harus menang hingga membuat mereka tertekan ketika skor terkejar. Itu keuntungan tersendiri bagi kami.” ujar mantan setter nasional itu.
Kekalahan dari BNI Taplus membuat Surabaya Bhayangkara Samator harus rela tersingkir dari persaingan memperebutkan tiket Final. Hasil tersebut sekaligus mengukuhkan Palembang Bank Sumsel Babel menjadi finalis, menemani Jakarta Pertamina Energi yang lebih dulu ke Final.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H