Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar sushi dan pizza? Sebagian orang yang mendengarnya pasti langsung merujuk pada Jepang dan Italia. Yup, sushi dan pizza memang menjadi makanan andalan dari dua negara tersebut yang kepopulerannya sudah tak diragukan lagi di seantero jagat raya
Makanan memang sudah lama tak hanya jadi pemuas rasa lapar saja, tapi lebih dari itu, makanan kini menjadi sebuah simbol dan tradisi dari sebuah negara. Maka tak heran wisata kuliner selalu masuk dalam daftar wajib yang harus dilakukan ketika kita melancong ke luar negeri.
Namun, kini untuk menikmati makanan khas dari negara tertentu, kita tak perlu merogoh kocek dalam-dalam dan terbang ke negara yang dimaksud. Sudah banyak restoran di Jakarta yang menghadirkan menu khas dari berbagai negara dengan mempertahankan penyajian yang sesuai dengan aslinya.
Salah satunya adalah restoran Ocha & Bella. Sekilas dari namanya saja, sudah dapat ditebak bahwa restoran yang berada di kawasan sibuk daerah KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat ini berhubungan dengan Jepang dan Italia.
Ocha yang dalam bahasa Jepang berarti teh hijau dan Bella yang dalam bahasa Italia berarti cantik seolah ingin menunjukan bahwa perpaduan dari dua negara itulah yang coba ditawarkan kepada para pengunjung.
Pada awal berdirinya sekitar tahun 2011 lalu, perpaduan dua konsep dalam satu restoran belum begitu familiar di Indonesia, meski sudah cukup dikenal di luar negeri. Di tahun 2000-an memang sebagian restoran hanya menjual satu konsep dan menu, misalnya hanya menyajikan western food atau traditional food saja.
Tak disangka keberhasilan memadukan dua konsep itulah yang membuat Ocha & Bella memiliki keunikan yang tak dimiliki oleh restoran lain. Maka tak mengherankan pula jika banyak pengunjung terutama mereka yang menggemari makanan Jepang dan Italia selalu memadati sudut-sudut restoran ini setiap hari.
Rustic dan Open Kitchen Jadi Suguhan Menarik
Suasana nyaman langsung terasa begitu memasuki bagian dalam restoran. Ocha & Bella mengusung konsep rustic untuk desain arsitektur dan interiornya. Dominasi warna cokelat nampak jelas, terutama lewat penggunaan meja kayu yang dipadukan dengan kursi berbahan logam yang dicat dengan warna putih dan hijau untuk menghadirkan kesan alami.
Pengunjung dibebaskan untuk memilih ingin menikmati hidangan restoran disisi bagian dalam atau bagian luar yang memang dikhususkan untuk pengunjung yang merokok. Tak hanya itu, didalam restoran juga terdapat mini bar yang dibuka mengikuti jam operasional restoran.