Pemerintah Inggris juga mengatur misi penyelamatan melalui lautan. Tak hanya mengerahkan kapal penghancur dan evakuasi saja, tapi Royal Navy bahkan memerintahkan sejumlah kapal milik warga yang dapat mengangkut orang ikut ambil bagian. Dawson (Mark Rylance) dan anaknya, Peter menyatakan siap bergabung dengan puluhan kapal lainnya.
Dalam upaya menuju Dunkirk, Dawson berhasil menyelamatkan seorang prajurit Inggris yang terjebak sendiri di tengah lautan. Tapi bukan ucapan terima kasih yang didapatkan Dawson, the shivering soldier (Cillian Murphy) justru menjadi masalah baru yang harus dihadapi. Terutama ketika sang prajurit mengetahui kemana tujuan Dawson sebenarnya.
Sementara itu, dari udara, tiga pilot Splitfire, Farrier (Tom Hardy), Collins (Jack Lowden) dan pemimpin timnya bergerak dari Inggris menuju Dunkirk. Misi ketiganya jelas untuk mengantisipasi serangan udara dari pesawat-pesawat tempur Luftwaffe, Angkatan Udara Jerman dan membantu proses evakuasi. Sayangnya, baru setengah perjalanan, pesawat yang dikemudikan Farrier mengalami malfungsi pada indikator pengukur bahan bakar.
Masalah lain seketika datang saat Jerman kembali melancarkan serangan lewat udara. Pertempuran antara ketiga pilot splitfire dengan skuadron udara Jerman tak bisa lagi dihindari. Satu pesawat Jerman berhasil dijatuhkan, tapi keberhasilan itu harus dibayar mahal, saat dua dari tiga pesawat splitfire yang ada jatuh dan meledak.
Dalam situasi tanpa kolega dan mengalami malfungsi mesin pesawat, Farrier terus mencoba untuk mencapai pelabuhan Dunkirk, meski berjuang sendirian ditengah gempuran Luftwaffe Jerman yang mengepungnya.
***
Seperti sedikit sinopsis yang terurai di atas, Christopher Nolan  memanjakan kita dengan tiga setting berbeda, yaitu di darat selama 1 minggu, di laut 1 hari dan di udara yang berlangsung selama 1 jam. Setting dan penggambaran yang diambil membuat penonton bisa merasakan ketegangan dari berbagai sisi.
Memang tak ada karakter utama dalam film ini, Christopher Nolan tak ingin penonton terpaku hanya dengan satu karakter kunci sebagaimana film-filmnya sebelumnya. Film ini juga jadi film dengan dialog teririt yang pernah saya tonton.
Tapi justru disitu menariknya, karena setiap pemeran dituntut mampu menghidupkan dan menunjukan gambaran pergolakan emosi yang nyata, seperti kepanikan, ketakutan bahkan rasa putus asa di tengah upaya untuk bertahan hidup dan menghadapi teror dari pasukan musuh. Hal itu tentu saja juga dibantu dengan narasi juga scoring yang menambah rasa mencekam dan sukses membuat saya seolah merasakan hal serupa sepanjang film.
Dalam berbagai ulasan, Dunkirk memang tidak secara harfiah dalam digolongkan dalam film perang, berlatar belakang perang okelah, tapi jika dibandingkan dengan Pearl Harbor, Saving Private Ryan atau bahkan Hacksaw Ridge, Dunkirk tidak serupa film-film tersebut yang secara nyata dan brutal menyajikan pertempuran bersenjata dengan darah dan korban berjatuhan dengan bagian tubuh terurai.
Namun, meski miskin adegan pertempuran bersenjata, Christopher Nolan  seolah menebusnya dengan menyuguhkan tampilan yang senyata mungkin, baik dengan melakukan pengambilan gambar langsung di lokasi kejadian dan yang luar biasanya Christopher Nolan  meminimalisir penggunaan CGI dengan menggunakan banyak peran pembantu serta memakai kapal dan pesawat tempur sungguhan.