Timnas voli putra Indonesia mencetak sejarah dengan lolos ke Semifinal Kejuaraan Asia 2017. Tiket semifinal diraih pasukan Indonesia usai menundukkan Iran dalam pertandingan dramatis yang berakhir dengan skor tipis 3-2 (18-25, 18-25, 25-23, 26-24, 15-11) di GOR Tri Dharma, Gresik pada Minggu (30/7).
Menghadapi Iran yang menjadi favorit juara, Indonesia turun dengan komposisi Rendy Tamamilang, Rivan Nurmulki, Mahfud Nucahyadi, Aji Maulana, Antho Bertiyawan, Delly Putra (L), dan Kapten Agung Seganti.
Indonesia yang tak diunggulkan mampu memberikan perlawanan sengit di set pertama. Agung Seganti dkk bahkan sempat menempel ketat perolehan angka Iran hingga 18-18. Sayangnya, menginjak angka 20, Iran mampu mengendalikan permainan dan mengunci perolehan angka Indonesia sebelum akhirnya menang 25-18.
Indonesia mencoba keluar dari tekanan di set kedua. Namun, kurang primanya penerimaan bola pertama membuat serangan yang dimotor Rendy dan Rivan kerap sulit menembus rapatnya block yang digalang pemain Iran. Meski sempat memberikan perlawanan, lagi-lagi Iran mampu menyudahi set ini dengan keunggulan.
Pelatih Samsul Jais mengubah strategi di set ketiga dengan memasukkan Dio Zulfikri, Sigit Ardian, Hernanda Zulfi dan libero Muhammad Ridwan. Hasilnya, Indonesia mampu membongkar pertahanan Iran lewat kombinasi serangan dan pertahanan yang lebih baik dibandingkan dua set awal. Sempat tertinggal dalam perolehan angka, Indonesia akhirnya mampu menang tipis 25-23 setelah Rendy Tamamilang melakukan service yang tak mampu diterima dengan baik oleh pemain Iran.
Pasukan Merah Putih terlihat kerepotan meladeni serangan Iran yang mencoba bangkit di set 4. Spike-spike tajam Amin Esmaeilnejad dkk yang sulit dibendung membuat Indonesia tertinggal dalam perolehan angka 13-16. Tak ingin menyerah, Indonesia berusaha membalas dan memanfaatkan kelengahan dan berkurangnya konsetrasi pemain Iran. Indonesia berhasil menyamakan kedudukan 2-2 dan memaksa pertandingan berlanjut ke set 5.
Indonesia semakin percaya diri dan leluasa mengeluarkan variasi serangan di set penentuan. Sebaliknya, seringnya pemain Iran melakukan kesalahan mendasar pada receive dan blockmembuat tim asuhan Juan Manuel Cicello semakin tertekan.
GOR Tri Dharma yang dipadati oleh 2.500 pendukung Indonesia bergemuruh, kala spike yang dilancarkan pemain Iran melebar dan membuat skor menjadi 15-11 untuk kemenangan Indonesia.
Selain itu, Iran yang secara permainan tidak lebih baik dari Jepang, Korea Selatan, dan Kazakhstan menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia.
"Bola-bola dari Iran mudah ditebak dibanding Jepang, Korsel, dan Kazakhstan," ujar pelatih Samsul Jais.