Jakarta- Surabaya Samator menutup penampilan cemerlang mereka sepanjang Pertamina Proliga 2016 dengan manis. Meladeni perlawanan Jakarta BNI Taplus di partai puncak yang berlangsung di Istora Senayan, Mahfud Nurcahyadi dkk berhasil keluar sebagai pemenang usai unggul telak dengan skor 3-0 (25-18, 25-22, 25-22).
Mengusung target yang serupa, kedua tim turun dengan para pemain terbaiknya. Alhasil pertandingan berlangsung sengit dan ketat. Jual beli serangan diperagakan kedua tim sejak awal. Namun, rapatnya block kolektif yang digalang para pemain Samator nyatanya mampu meredam serangan BNI Taplus.
Beberapa kali spike tajam Dimas Saputra, Sigit Ardian dan Paulo berhasil dimentahkan dan jatuh di lapangan sendiri. Selain itu tidak berjalannya variasi serangan bola cepat yang sebenarnya menjadi andalah BNI Taplus juga membuat Aji Maulana dkk kesulitan menambah perolehan angka.
Permainan BNI Taplus semakin terlihat antiklimaks. Tak hanya lemah dalam penyerangan, BNI Taplus juga lemah dalam pertahanan. Terbukti spike-spike tajam dan keras Rivan dan Toiran tidak mampu dibendung oleh para pemain BNI Taplus yang bermain jauh dari penampilan terbaik mereka.
Kekecewaan jelas terpancar dari wajah pelatih BNI Taplus, Eduardo de Paulo setelah melihat hasil yang dicapai timnya. “Saya tidak percaya kami bisa kalah semudah ini. Para pemain seperti kehilangan fokus dan konsentrasi di pertandingan hari ini.” ujar Eduardo de Paulo, pelatih BNI Taplus.
Lebih lanjut pelatih asal Brazil tersebut mengatakan bahwa sebagian pemainnya tidak menunjukan penampilan terbaik mereka. “Ketika berhadapan dengan Samator, kami tak seharusnya menunggu hasil dari kesalahan lawan, tapi harus berjuang sepenuh tenaga. Sayang, sebagian pemain tidak menunjukan penampilan terbaik mereka.” tambahnya.
Tiga kunci kemenangan Samator tersebut menurut Ibarsyah adalah hasil evaluasi yang dilakukan jajaran pelatih usai babak Final 4 di Bandung dan Yogyakarta. “Setelah kembali ke Surabaya, kami melakukan evaluasi dan memperlajari lagi service, serangan dan pola perputaran pemain BNI Taplus. Tapi kami juga tidak menyangka BNI Taplus bermain tidak maksimal di pertandingan final ini.” lanjutnya.
Sukses kembali membawa pulang piala bergilir Proliga ke Surabaya, Samator juga berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp. 200 juta. Selain itu Ibarsyah Djanu Tjahjono dan Rivan Nurmulki juga menggenapi prestasi Samator dengan membawa pulang gelar pelatih dan pemain terbaik Pertamina Proliga 2016. (ndy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H