Mohon tunggu...
Muhammad Zia Ul Haq
Muhammad Zia Ul Haq Mohon Tunggu... -

Alumnus Universitas Muhammadiyah Makassar, Mahasiswa Pascasarjana program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Makassar. Aktif di Komunitas Sosial Peduli Pendidikan Pedalaman dan Perbatasan 1000_guru regional Makassar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berwisata Bahari dan Budaya di Kabupaten Bulukumba Komunitas 1000_guru Makassar

31 Desember 2014   03:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_344103" align="aligncenter" width="463" caption="(Rombongan 1000_guru makassar di Kapal Phinisi)"]

14199465352097335126
14199465352097335126
[/caption]

Kajang yang terkenal dengan Amma Toa serta budaya yang menutup diri dari kehidupan modernisasi, selain itu masyarakat kajang identik dengan busana hitam-hitam. Saat rombongan 1000_guru makassar dikajang, salah seorang guide kami mengharuskan rombongan melepaskan alas kaki untuk memasuki wilayah Kajang.

[caption id="attachment_344104" align="aligncenter" width="586" caption="(Rombongan 1000_guru makassar Foto bersama di Gerbang Kawasan Adat Kajang)"]

141994657998637515
141994657998637515
[/caption]

Wilayah ini yang menurut saya wilayah Sakral, betul-betul menutup diri dari modernisasi, sistem pemerintahan tersendiri dimana Amma Toa selaku raja, adapula menteri-menteri yang bertugas menjalankan roda pemerintahan disana. Saat berkunjung di kediaman Amma Toa, ada banyak cerita yang disampaikan Amma kepada kami, hukuman-hukuman kerajaan, ritual-ritual pemilihan raja, bahkan sejarah-sejarah sulawesi pun di kisahkan Amma saat itu. Saat seorang rombongan bertanya mengapa orang kajang harus pakai pakaian yang hitam, amma menjelaskan bahwa hanya ada 2 warna di wilayah tersebut hitam dan putih. Amma yang kala tidak bisa berbahasa indonesia menjelaskan hitam karena wujud kesamaan tidak ada perbedaan serta wujud dari kehidupan sederhana. Sederhana memang gaya hidup masyarakat kajang, menolak teknologi karena menurut mereka teknologi membawa dampak negatif bagi masyarakat mereka.

Satu hal yang saya kagumi adalah semangat serta idealisme masyarakat kajang yang terus melawan arus modernisasi. Semoga perjuangan mereka terus turun temurun menjada adat mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun