[caption id="attachment_344103" align="aligncenter" width="463" caption="(Rombongan 1000_guru makassar di Kapal Phinisi)"]
Kajang yang terkenal dengan Amma Toa serta budaya yang menutup diri dari kehidupan modernisasi, selain itu masyarakat kajang identik dengan busana hitam-hitam. Saat rombongan 1000_guru makassar dikajang, salah seorang guide kami mengharuskan rombongan melepaskan alas kaki untuk memasuki wilayah Kajang.
[caption id="attachment_344104" align="aligncenter" width="586" caption="(Rombongan 1000_guru makassar Foto bersama di Gerbang Kawasan Adat Kajang)"]
Wilayah ini yang menurut saya wilayah Sakral, betul-betul menutup diri dari modernisasi, sistem pemerintahan tersendiri dimana Amma Toa selaku raja, adapula menteri-menteri yang bertugas menjalankan roda pemerintahan disana. Saat berkunjung di kediaman Amma Toa, ada banyak cerita yang disampaikan Amma kepada kami, hukuman-hukuman kerajaan, ritual-ritual pemilihan raja, bahkan sejarah-sejarah sulawesi pun di kisahkan Amma saat itu. Saat seorang rombongan bertanya mengapa orang kajang harus pakai pakaian yang hitam, amma menjelaskan bahwa hanya ada 2 warna di wilayah tersebut hitam dan putih. Amma yang kala tidak bisa berbahasa indonesia menjelaskan hitam karena wujud kesamaan tidak ada perbedaan serta wujud dari kehidupan sederhana. Sederhana memang gaya hidup masyarakat kajang, menolak teknologi karena menurut mereka teknologi membawa dampak negatif bagi masyarakat mereka.
Satu hal yang saya kagumi adalah semangat serta idealisme masyarakat kajang yang terus melawan arus modernisasi. Semoga perjuangan mereka terus turun temurun menjada adat mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H