Konsumsi satu butir telur perhari dapat mencegah Stunting. Mitos atau Fakta ?
Masih segar diingatan, beberapa tahun belakangan kata Stunting sering kali kita temui atau dengar. Mungkin tidak semua akrab dengan Stunting. Jadi, Stunting  merupakan kondisi dimana tinggi badan balita jauh lebih pendek dibandingkan dengan balita seusianya.
Penyebab Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, yaitu sejak dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir. Gejala Stunting bisa terlihat dari wajah yang tampak lebih muda dari balita seusianya, terlambat pada pertumbuhan gigi, performa belajar menurun, dan masih banyak lagi.
Biasanya orang tua maupun lingkungan  tidak peka dengan fenomena ini dan menganggap bahwa anak yang pendek merupakan faktor genetik, dan kelak akan tumbuh seperti anak seusianya seiring berjalannya waktu. Nyatanya, hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja.
Banyak sekali dampak yang akan terjadi nantinya, seperti beresiko terjadinya penyakit tidak menular (obesitas, penyakit jantung, stroke dan lain-lain).Menurut data WHO tahun 2018, secara global tahun 2017 terdapat 150,8 Juta atau 22,2% anak di bawah usia 5 tahun mengalami Stunting.
Dan di Indonesia, tercatat negara dengan penderita anak Stunting terbesar di ASEAN. Menurut data Riskesdas Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur sebanyak 42,6%.
Pada laman NHS (National Health Service) terdapat penjelasan bahwa Stunting dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi satu butir telur perhari. Cara tersebut sudah di uji coba oleh peneliti dari Universitas Washington, Universitas Maryland dan Universitas California di Amerika Serikat, dan Universidad San Fransisco di Ekuador.
Peneliti melibatkan 163 ibu atau pengasuh lainnya dengan seorang anak berusia 6-9 bulan yang dalam kondisi sehat. Anak tersebut diberi satu butir telur perhari selama enam bulan. Dalam riset ini anak diukur tinggi dan berat badannya saat awal masa dan setelah enam bulan masa riset.
Hasilnya, dalam penelitian tersebut terbukti bahwa anak yang diberi satu butir telur perhari selama enam bulan mengalami peningkatan petumbuhan yang baik dan resiko terhambatnya pertumbuhan bayi akan berkurang.
Menurut peneliti, telur merupakan sumber protein yang baik dan relatif murah. Telur juga bisa menjadi alternatif pangan di negara berkembang yang tinggi resiko mengalami stunting karena sangat mudah ditemui dan harga yang cukup terjangkau. Maka dari itu, peneliti sangat berharap dengan cara tersebut angka kejadian Stunting akan semakin berkurang.