Halo, Teman-teman! Pertama-tama penulis mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung menjadi keluarga besar Universitas Negeri Malang. Kami sangat menanti kehadiran kalian semua untuk perubahan kampus ini, khususnya di fakultas kita ini, Fakultas Pendidkan Psikologi.
Tahukah kalian di mana Fakultas Pendidikan Psikologi pertama di Indonesia didirikan?Jawabannya adalah di Universitas Negeri Malang ini. Berbanggalah kalian menjadi pioneer untuk fakultas psikologi yang berlandaskan Pendidikan. Jadi, kalau dihitung jari ini adalah tahun kedua FPPsi berdiri. Jurusan yangdulunya bergabung dengan Fakultas Ilmu Pendidikan ini, kini berani berdiri sendiri.
Diantara pembaca sekalian pastinya banyak yang sudah berandai-andai akan menjadi apa dengan mengambil jurusan psikologi ini. Atau, bahkan masih ada yang belum tahu mau dibawa kemanasetelah mengambil jurusan yang kata orang ini ‘aneh’. Sebuah kesalahan sih sebenarnya di umur dan di ‘pintu gerbang’ pembuka tabir ini masih belum tahu ingin jadi apa. Tapi jangan khawatir. Oranghidup adalah untuk memecahkan masalah. Malah ada pepatah yang mengatakan,”TIdak ada masalah = Tidak hidup”. Seperti itu yang penulis dapatkan dari conductor di paduan suara yang diikuti. Artinya, kita hidup adalah untuk memecahkan masalah. Hal kecil saja. Munculnya jerawat. Ada sebagian orang yang menganggap jerawat adalah sebuah masalah yang besar, yang harus dihapuskan dari wajah. Ada juga yang cuek dengan datangnya jerawat. Ada lagi ketika si pacar sangat lama membalas SMS kita, dan itu memicu pertanyaan dalam diri kita. “Ngapain sih dia? Jangan-jangan…“. Ada juga yang menanggapi biasa saja. Intinya, setiap orang menganggap satu masalah yang sama ditanggapinya dengan cara yang berbeda.
Sama halnya permasalahan di atas. Ketika seseorang yang dulunya berstatus sebagai siswa, laluberubah menjadi pengangguran tingkat internasional, kemudian statusnya berubah lagi menjadi mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh kuliah di Fakultas Pendidikan Psikologi, tapi belum tahu untuk apa dan mengapa di sana. Sekadar sharing saja. Penulias dulu mengalami hal yang sama seperti kasus di atas. Dengan berjuta kegundahan hati juga kegelisahan niat, akhirnya pertanyaan semacam itu dapat terjawab ketika proses ini dilalui. Dulu penulis tidak mengerti mengapaharus Fakultas Pendidikan Psikologi UM, kenapa tidak Jurusan Tata Boga UM, atau juga kenapa tidak Sastra Indonesia UGM. Pengaruh orang tua menjadi salah satu faktor adanya penulis di FPPsi UM ini. Iya. Jurusan ini tidak seratus persen adalah pilihan penulis. Mungkin pembaca juga mengalami hal yang sama.
Atau bahkan pembaca di Jurusan Psikologi ini adalah jurusan pilihan terakhir, sehingga semangatnya tidak sama dengan pilihan jurusan pertama. Ah, masalah seperti itu sudah sangat universal. Pastinya permasalahan-permasalahan seperti itu sudah biasa. Namun bagaimanakita menyikapinya?
Berangkat dari pengalaman penulis, “Ikuti dan nikmati saja prosesnya”. Susah memang. “Mengapa kitamelakukan sesuatu tapi tanpa tujuan?” Ya, penulis juga seperti itu kok. Tapi itu dulu. Berbeda dengan yang sekarang. Setelah penulis mengikuti ‘jimat’ itu, buktinya sekarang tujuan hidup itu muncul. Rencana dan jalan menuju tujuan hidup itu mulai terbentuk. Memang ini bukan hal mudah. Tetapi karena percaya dan selalu berusaha memberikan hal terbaik yang kita bisa, yang kita mampu, Alhamdulillah penulis memiliki beberapa jabatan penting dalam ormawa di Universitas Negeri Malang ini. Tidak tanggung-tanggung, tiga jabatan sekaligus penulis jalankan (sombong dikit it’s OK lah).Tidak apa-apa ‘kan sombong untuk memotivasi orang? Hehe...Di tahun kedua menjadi mahasiswa dengan beberapa jabatan penting adalah sebuah amanah yang tidak bisa dijadikan sekadar mainan saja, atau sebagai alat untuk menyombongkan diri. Tapi sebuah kepercayaan yang harus dijalankan dengan komitmen awal dulu.
Sederhana sih kalau dipikir-pikir. Hanya mengikuti dan menikmati prosesnya, ditambah dengan percaya dan selalu berusaha memberikan hal terbaik yang kita bisa. Hasilnya, bisa kalian rasakan sendiri pada waktunya,seperti penulis.Hehehe...
Jadi, tak usah pesimis karena belum memiliki keinginan mau jadi apa, atau karena jurusan yang diambil ini terpaksa. Tenang saja, ada waktu dimana kaliannmemiliki porsi untuk memilih apa yangdiinginkan, yang kalian suka dan apa yang kalian dapatkan. Just it.
Sekali lagi, penulis mengucapkan selamat bergabung menjadi Keluarga Besar Universitas Negeri Malang. Kalian boleh minder, kalian boleh ragu. Tapi jangan lupa untuk mematahkan keminderan dan keraguan kalian. Jangan sampai terbuai oleh keminderan dan keraguan itu. Selamat bergabung menjadi keluarga besar Psikologi UM, selamat bergabung menjadi keluarga besar Psikologi Indonesia. Kalian adalah orang-orang terbaik yang dimiliki bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H