“Pa, saya sudah pusing ngadepin anak-anak tuh. Siang, sore, malam nggak habis-habisnya main hape. Di suruh mandi, makan, sholat susahnya minta ampun. Bahaya buat kesehatan lho! Apalagi kalau nonton yang enggak-enggak! Gimana dong, cepetan cari solusi Pa!” demikian kerisauan seorang ibu dengan tiga anak laki-laki, satu di tingkat SMA dan dua masih SD.
Kekawatiran di atas bukanlah milik Si Ibu semata. Jutaan ibu dan ayah di Indonesia, bahkan di dunia pasti merasakan hal yang sama. Sangat wajar, karena Si Kecil adalah anugerah terindah dalam keluarga. Semua orang tua pasti ingin melindungi, membesarkan dan memberikan yang terbaik untuk Si Kecil.
Resiko Berlama-lama dengan Hape
Seperti halnya si ibu di atas, seringkali orang tua tidak berdaya mengendalikan anak-anak mereka bermain hape dan komputer. Perangkat elektronik ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan keluarga dan anak-anak. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Studi yang dilakukan oleh Pediatric Academic Societies (PAS), sebagaimana dimuat oleh www.cellular-news.com (25/4/15), melaporkan lebih dari sepertiga bayi bermain hape dan tablet sebelum mereka belajar berjalan atau berbicara. Dan setelah berusia satu tahun, satu dari tujuh balita menggunakan perangkat tersebut setidaknya satu jam sehari.
Google Indonesia mengungkapkan hasil survei mereka sebagaimana diliput berbagai media (3/9/15), bahwa rata-rata orang di Indonesia menghabiskan waktu selama 5,5 jam per hari menatap layar hape. Sayang, Google tidak menyebutkan apakah remaja lebih lama menggunakan hape dibanding orang tua.
Jika waktu tidur rata-rata tujuh jam sehari, berarti lebih dari sepertiga waktu kita dihabiskan di depan layar hape. Belum lagi waktu yang dihabiskan di depan layar komputer dan televisi.
Sesuatu yang berlebihan selalu punya dampak negatif. Apalagi perangkat elektronik, yang didalamnya terkandung radiasi sinar, frekuensi dan seterusnya. Sudah banyak penelitian yang mengungkap dampak negatif pemakaian hape yang berlebihan.
Salah satunya, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nursing School, seperti dikutip dari media yang sama (7/10/15), menyebutkan bahwa remaja yang menghabiskan setidaknya 14 jam seminggu di internet memiliki potensi peningkatan tekanan darah. Penelitian lain dari University of Missouri (13/1/15) mengungkapkan, ketika anak-anak sudah tercandu dengan hape, kemampuan kognitif dan kondisi psikologis akan menurun, saat mereka dilepaskan dari hape-nya.
Risiko Internet
Semua hal baik tersedia di internet, demikian juga sebaliknya, semua hal buruk ada di dalamnya. Internet adalah sebuah tempat, di mana surga dan neraka berkumpul menjadi satu.