Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya.
Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax.
Teknologi Fixed Wimax mampu mendukung kecepatan transfer data sampai 75 Mbps, dan memiliki jangkauan sampai jarak 50 km. Sedangkan Mobile Wimax mendukung kecepatan transfer data sampai 15 Mbps dengan jangkauan 20-50 km. Dengan kemampuan inilah, Wimax disebut sebagai jaringan generasi keempat (4G), meskipun sebetulnya kemampuan ini belum memenuhi standar 4G yang ditetapkan IMT-Advanced, sehingga teknologi Wimax lebih tetap jika disebut sebagai jaringan 3.9G.
Wimax Forum merekomendasikan 3 alokasi spektrum frekuensi yaitu 2.3, 2.5 dan 3.4 GHz. Di Amerika (Sprint Nextel) memanfaatkan spektrum 2.5 GHz, di Pakistan (Wateen Telecom) menggunakan 3.5 GHz, sedangkan kebanyakan Asia menggunakan 2.3 GHz. Indonesia dan India mengalokasikan spektrum kombinasi yaitu 2.5 dan 3.3 GHz.
Sejarah Perkembangan Wimax
Wimax versi pertama, yaitu standar 802.16 dipublikasikan April 2002. Wimax baru ini menjanjikan efisiensi dibanding standar Wi-Fi yang telah ada.
Versi berikutnya adalah 802.16a yang dipublikasikan April 2003. Standar baru ini dapat digunakan untuk fixed wireless dengan jangkauan 30-50 km dan dapat dioperasikan pada spektrum yang lebih rendah, yaitu 2 - 11 GHz serta tidak mengharuskan teritori bebas hambatan (line of sight).
Versi selanjutnya adalah 802.16 c/d yang dipublikasikan Januari 2004. Standar ini telah mendukung interoperability yang cukup luas. Inilah standar terbaru untuk Fixed Wimax.
Lebih jauh lagi Forum Wimax mengenalkan standar 802.16e pada tahun 2005. Hal penting dari versi ini adalah mobility, yang memiliki kemampuan penuh untuk mendukung industri seluler. Standar inilah yang akhirnya disebut sebagai Mobile Wimax. Sayangnya, 802.16e tidak saling kompatibel dengan Fixed Miwax 802.16d.
Sebagai rencana pengembangan lebih lanjut, Forum Wimax telah mengusulkan standar 802.16m kepada ITU agar dapat memenuhi standar IMT-Advanced sebagai jaringan 4G. Standar 802.16m biasa disebut sebagai Wimax release 2 yang saling kompatibel dengan 802.16e sebagai Wimax release 1.
Selain standar 802.16x yang dikembangkan oleh Forum Wimax, terdapat beberapa standar lain yang relatif serupa dengan Wimax, yaitu standar 802.20, HiperMAN di Eropa, dan WiBro di Korea.
Pemanfaatan Teknologi Wimax
Wimax dapat difungsikan sebagai backhaul Wi-Fi, menggantikan koneksi T1 atau DSL dengan potensi efisiensi yang jauh lebih baik. Bahkan Wimax mampu sekaligus menggantikan jaringan Wi-Fi di sisi end-user, yaitu difungsikan sebagai hotspot atau wireless dalam rumah pelanggan.
Wimax dapat dimanfaatkan sebagai jaringan backbone oleh banyak perusahaan, yang sebelumnya menggunakan jaringan T1/ E1, kabel atau DSL. Wimax menjanjikan kecepatan dan efisiensi biaya yang lebih baik.
Wimax juga bisa dipakai sebagai jaringan penghubung untuk daerah rural. Selama ini daerah rural di dukung oleh koneksi satelit dan microwave. Wimax dapat difungsikan sebagai jaringan alternatif yang lebih efisien.
Wimax dapat dioptimalkan untuk mendukung aplikasi triple play, yaitu layanan suara, data dan televisi dalam satu paket.
Mobile Wimax 802.16e dapat digunakan sebagai mobile broadband, yang merupakan kelanjutan dari jaringan GSM/GPRS/HSxPA atau CDMA20001x/EV-DO/ Rev A-B.
Implementasi Wimax di Berbagai Negara
Korea meluncurkan Wimax pada triwulan II 2006, dan triwulan berikutnya meluncurkan HSPA. Pada akhir 2008, tercatat pelanggan Wimax Korea sebanyak 350.000 sedangkan HSPA 8.4 juta. Jumlah pelangan Wimax nampak sedikit, karena hampir seluruhnya merupakan pelanggan baru, sedangkan pelanggan HSPA yang jauh lebih banyak merupakan upgrading dari pelanggan 2G dan 3G yang berganti ponsel melalui program subsidi.
Jerman telah menerbitkan lisensi Wimax kepada tiga operator nasional dan dua operator regional sejak Januari 2006 di spektrum 3.4 - 3.6 Ghz.
Malaysia telah menerbitkan lisensi Wimax kepada empat operator sejak 2008, dengan alokasi spektrum 2.3 Ghz.
Belanda melalui Worldmax telah menggelar jaringan Wimax pertama di Eropa pada bulan Juni 2008.
Prancis melalui HDRR telah mebnggelar Wimax sejak 2008.
Jepang melalui UQ Communication telah mengoperasikan Wimax sejak Februari 2009.
Australia mengumumkan bahwa tiga operator telah menggunakan Fixed Wimax.
Finland mengumumkan 15 operator telah menggunakan Wimax, meskipun hanya difokuskan pada penggunaan pada daerah rural.
Rusia telah menerbitkan lisensi kepada Yota dan Comstar. Yota merupakan operator terbesar yang mengembangkan teknologi Wimax dengan spektrum 2.5 - 2.7 GHz.
Amerika telah menerbitkan lisensi Wimax kepada banyak operator, antara lain Sprint Nextel (Clearwire), Antelecom, AT & T Alaska, Xanadoo, Towerstream, River Canyon dan Rainbow Broaddband.
Pada Oktober 2010, Wimax Forum menyatakan bahwa Wimax telah dikembangkan pada lebih dari 592 jaringan di lebih dari 148 negara.
Wimax di Indonesia.
Indonesia telah menyelenggarakan uji coba teknologi Wimax pada Oktober 2008 di Bandung.
Pemerintah telah merestui TRG dan HARIFF sebagai penyedia perangkat, dan XIRKA sebagai penyedia chipset.
Tanggal 22 Januari 2009 Pemerintah mengalokasikan spektrum 2.3 GHz untuk Wimax 16e dan 3.3 GHz untuk Wimax 16d.
Pada 9 November 2009 Pemerintah telah mengumumkan pemenang lisensi Wimax 16d di 15 zona, sedangkan lisensi untuk Wimax 16e rencananya akan diumumkan pada tahun 2011. Pemenang lisensi Wimax 16d adalah:
Zona 1, meliputi wilayah Sumatra Utara, lisensi dipegang oleh PT First Media
Zona 2, meliputi wilayah Sumatra Tengah, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 3, meliputi wilayah Sumatra Selatan, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 4, meliputi wilayah Banten, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, lisensi dipegang oleh PT First Media
Zona 5, meliputi wilayah Jawa Barat, lisensi dipegang oleh PT Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana
Zona 6, meliputi wilayah Jawa Tengah, lisensi dipegang oleh PT Telkom
Zona 7, meliputi wilayah Jawa Timur, lisensi dipegang oleh PT Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana
Zona 8, meliputi wilayah Bali dan NTB, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 9, meliputi wilayah Papua, lisensi dipegang oleh APJII dan PT Telkom
Zona 10, meliputi wilayah Maluku, lisensi dipegang oleh APJII dan PT Telkom
Zona 11, meliputi wilayah Sulawesi Selatan, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 12, meliputi wilayah Sulawesi Utara, lisensi dipegang oleh PT Telkom
Zona 13, meliputi wilayah Kalimantan Barat, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 14, meliputi wilayah Kalimantan Timur, lisensi dipegang oleh PT Berca Hardaya Perkasa
Zona 15, meliputi wilayah Riau, lisensi dipegang oleh APJII dan PT Berca Hardaya Perkasa
Bulan Juni 2010, First Media meluncurkan layanan Wimax dengan merek dagang Sitra di area Jabotabek. Dengan modal 10 BTS, Sitra berharap dapat mengumpulkan pelanggan 1 juta dalam setahun.
Terkait permasalahan pembayaran lisensi, pada Agustus 2010 Pemerintah menyatakan hanya lima operator yang masih berhak mengantongi lisensi Wimax, yaitu Telkom, Indosat Mega Media, Berca, Jasnita dan First Media.
Bulan November 2010 Pemerintah menolak uji layak operasi (ULO) yang diajukan Berca dengan alasan kelengkapan administrasi. Rencananya Berca akan segera meluncurkan Wimax akhir tahun ini dengan merek dagang WiGO.
Bulan November 2010 Pemerintah menyetujui permohonan Telkom untuk menunda ULO setahun kedepan. Mengikuti langkah Telkom, Jasnita telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk menunda ULO setahun kedepan.
Tantangan Wimax
Intel telah menaruh komitmen tinggi pada pengembangan teknologi Wimax, bahkan merupakan pendorong utama Forum Wimax. Namun sayangnya, Intel dan kebanyakan produsen semiconductor besar sampai saat ini belum serius mengembangkan chipset untuk Wimax. Saat ini sebagian besar chipset Wimax dikembangkan oleh pendatang baru seperti Beceem, Sequans, PicoChip, termasuk Xirka di Indonesia. Tentu ada tanda tanya besar, kenapa demikian?
Wimax bukanlah satu-satunya calon teknologi jaringan 4G. Teknologi lain yang akan memenuhi standar 4G adalah Long Term Evolution (LTE). LTE akan menjadi kompetitor utama Wimax. Teknologi LTE telah digelar oleh TeliaSonera pada 14 Desember 2009 di Oslo dan Stockholm.
Teknologi apakah yang akan menguasai dunia 4G di masa mendatang? Kita lihat saja nanti (www.myusuf298.com).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H