Mohon tunggu...
Mochamad Yusuf
Mochamad Yusuf Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, "Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA". Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kolang-Kaling [4]: Melihat Meteor Atau Santet?

2 Oktober 2012   08:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:22 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="(sumber: shoemycolor.com)"][/caption] Masih mengemudi, saya jadi teringat cerita Ibu saya. Dulu ada kepercayaan santet. Apakah yang saya lihat itu santet? Bukan meteor? Entahlah. Tapi yang jelas, peristiswa malam ini membuat saya mengingat adanya sebuah meteor. Oleh: Mochamad Yusuf* Meteor secara umum dilihat sebagai benda bercahaya di langit yang berjalan secara cepat. Cepat sekali muncul dan cepat sekali hilang. Biasanya arahnya dari atas turun ke bawah (vertikal meski agak landai). Kalau dilihat dari mata awam, jaraknya tidak jauh saat mulai dari muncul sampai hilang kembali. Tapi mungkin secara realitas jaraknya bisa ratusan kilometer. Secara ilmiah, meteor adalah benda angkasa yang masuk ke bumi. Saat melewati atmosfir yang penuh udara, maka benda itu bergesekan dengan cepat dengan oksigen karena jatuh ditarik gravitasi bumi. Menjadi panas, berpijar dan terbakar. Terbakarnya ini seperti cahaya dari jarak jauh. Biasanya sebelum sampai ke bumi, meteor itu sudah habis terbakar. Saya mencoba mengingat-ngingat berapa kali sebenarnya saya melihat meteor dengan sadar. Artinya saya melihat dan mengingatnya dengan jelas meteor itu. Rasanya tidak banyak. Saya mengingatnya hanya melihat 2 kali dalam selama hidup saya. Yang pertama saat kelas 3 SMP. Waktu itu sudah 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Saat itu saya melakukan itikaf di sebuah masjid. Setelah lama melakukan itikaf, saya keluar dari masjid. Itu mungkin sekitar pukul 2-3 pagi. Saya berjalan ke halaman masjid. Dan secara iseng, saya menuju samping masjid yang sebenarnya adalah lapangan yang luas. Ada tembok yang membatasi antara masjid dan lapangan itu. Pada hari biasa pintu itu terkunci. Tapi malam itu, saya coba buka ternyata tidak terkunci. Saya masuki lapangan yang luas. Gelap. Dan kegelapan ini membuat langit tampak jelas saat saya mendongak ke atas. Langit tampak indah. Bintang dan benda-benda langit lainnya tampak jelas terlihat. Kelap-kelip. Tiba-tiba ada sebuah meteor melintas. Saya pandangi meteor itu dan tampak keren. Meteor kedua saya lihat saat perjalanan dinas ke luar kota (Jogjakarta). Perjalanan ini dilakukan lewat jalan darat. Karena tidak mau menginap, maka hari itu kita paksakan kembali ke Surabaya meski dari Jogja sudah Maghrib (untuk kembali ke Surabaya). Waktu itu saya yang mengemudi, karena sopirnya terlihat kelelahan seharian mengemudi yakni saat berangkat ke Jogja. Beberapa kali dia melakukan kesalahan saat kembali ke Surabaya. Sepertinya dia sudah tidak fokus lagi. Takut terjadi apa-apa, maka saya berinisiatif yang mengemudi. Setelah lepas dari kota Nganjuk menuju Kertosono, saya melihat sebuah meteor. Tapi ada 2 keanehan. Pertama, terangnya luar biasa. Seperti bukan meteor, tapi kembang api. Kedua, gerakannya tidak dari atas ke bawah. Tapi dari samping bergerak ke samping. Gerakan horizontal, meski melengkung. Saya mencoba melihat arloji, sekitar pukul 02.00 pagi. Apakah jam segini orang masih main kembang api? Rasanya tidak. Lagian tidak ada lanjutan kembang api lain. Kalau main kembang api, akan meluncur beberapa kali. Dan tempatnya tinggi. Kembang api tidak mampu sampai ketinggian itu. Masih mengemudi, saya jadi teringat cerita Ibu saya dulu sewaktu kanak-kanak. Dulu ada kepercayaan santet. Santet adalah mengirim bala (musibah/penyakit/kutukan) ke seseorang. Santet ini dikirim dari seseorang di suatu tempat. Saat dikirim santet terlihat seperti meteor yang keluar dari rumah dan meluncur di langit saat menuju ke rumah sasaran. Apakah yang saya lihat itu santet? Bukan meteor? Entahlah. Tapi yang jelas, peristiswa malam ini membuat saya mengingat adanya sebuah meteor. [PURI, 28/9/2012 sore] ~~~ Tidak seperti serial tulisan saya lainnya, serial 'Kolang-Kaling' ini adalah tulisan saya yang warna-warni. Tidak ada benar merah tema yang diusung. Yang jelas ada keinginan menulis, maka tulisan serial ini ada. Hehehe. Anda bisa membaca tulisan saya pada serial-serial yang serius di http://enerlife.web.id ~~~ *Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, "Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA". Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun