Mohon tunggu...
Mochamad Yusuf
Mochamad Yusuf Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik tentang IT, host radio, pengajar sekaligus praktisi IT. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Yang terbaru, "Jurus Sakti Memberangus Virus Pada Komputer, Handphone & PDA". Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Master of Facebook (2): Master of Facebook (M.Fb) atau Magister Sains (M.Si)?

13 Maret 2012   22:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:06 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13316789491573389721

Ada yang menarik. Seorang teman meneliti tentang konflik yang terjadi di Persebaya. Umum tahu Persebaya pecah menjadi 2: Persebaya dan Persebaya 1927. Untuk ini, dia dapat gelar Master Bonek. Hehe. Oleh: Mochamad Yusuf* Setelah ujian tesis, teman-teman secara guyon sudah saling memberi gelar. Bukan gelar M.Si atau M.Ikom yang itu. (M.Ikom sebenarnya gelar yang akan kita terima, namun sepertinya usul dari kampus ke pemerintah belum diajukan atau belum disetujui, sehingga memakai gelar lama, M.Si). Gelar-gelar yang dijulukan ke teman itu sesuai dengan tema yang diteliti di tesisnya. Misal ada teman yang meneliti tentang pidato-pidato yang dilakukan oleh Gus Dur. Hasilnya dia dapat gelar Master Gus Dur. Atau ada yang dapat gelar Master Blok Cepu karena meneliti konflik yang terjadi di daerah pengeboran minyak di daerah Bojonegoro. Daerah ini kerap dikenal sebagai Blok Cepu. Ada yang menarik. Seseorang teman meneliti tentang konflik yang terjadi di Persebaya. Umum tahu, Persebaya pecah menjadi 2: Persebaya dan Persebaya 1927. Untuk ini, dia dapat gelar Master Bonek. Hehehe. Dan banyak lagi yang lain. Sedang saya, dapat gelar Master Facebook. Bukan. Bukan karena saya suka Facebook mereka memberi gelar ini, tapi karena saya meneliti tentang Facebook. Penelitian saya berangkat dari ketertarikan pada kasus Prita beberapa tahun lalu. Prita ada seorang pasien rumah sakit Omni International. Karena pelayanan yang kurang baik, maka Prita mengirim email keluhan ke 6 sahabat karibnya. Namun email ini kelak menyebar kemana-mana. Sehingga pihak RS Omni merasa tercemar namanya. Sebagai perusahaan penyedia jasa, nama yang buruk tentu saja akan mempengaruhi citranya. Sebagai pelayan kesehatan. Maka pihak RS Omni melakukan tuntutan ke Prita. Karena tuntutan inilah, maka Prita masuk penjara. Kabarnya Prita masuk penjara, membuat simpati publik. Timbul gerakan-gerakan di dunia online khususnya di Facebook. Aksi-aksi yang bermula dari dunia maya ini berlanjut ke dunia nyata, seperti gerakan uang receh buat Prita. Uang receh ini dikumpulkan guna membebaskan Prita dari ancaman penjara. Aksi-aksi ini sampai menarik para pejabat pemerintah dan anggota DPR datang ke penjara menjenguk Prita. Tercatat nama-nama seperti Jusuf Kalla sebagai wakil Presiden dan Megawati Soekarno Putri yang mantan Presiden. Saya meneliti bagaimana hal itu bisa terjadi. Terlebih ada kasus yang mirip baik di dalam negeri ataupun di luar negeri seperti kasus Tunisia, kasus Mesir, kasus Cicak-Buaya, kasus Arga Tirta Kencana bahkan kasus London. Saya tertarik meneliti ini, karena saya yakin kasus-kasus seperti ini ke depan akan semakin banyak. Ini sejalan dengan semakin merakyatnya sosial media di masyarakat. Tentu saja ini bisa berdampak positif, tapi bisa juga negatif. Harapan saya, tentu saja penelitian saya membuat masukan-masukan untuk mengurangi dampak-dampak negatif tersebut. Saya bersyukur, karena tema yang saya teliti ini adalah apa yang saya sukai dan kuasai. Saya sendiri mulai berkenalan dengan Facebook sejak 17 Nopember 2008. Jadi sudah lebih dari 3 tahun saya menekuni Facebook ini. Seharinya saya meluangkan waktu sekitar 2-3 jam untuk bermain Facebook. Minimal satu status saya tulis di wall saya. Ini biasanya saya tulis di pagi hari, yakni setelah menunaikan shalat Shubuh. Banyak manfaat dari Facebook ini. Salah satunya saya bisa menyambung silaturahmi dengan seorang teman karib yang telah kehilangan jejak, karena rumahnya sudah pindah. Lalu mendapat banyak kenalan baru, yang sebagian mendatangkan juga rejeki bagi saya. Hehehe. Meski begitu saya membatasi pemakaian Facebook ini. Saya berusaha jangan sampai kecanduan. Dan selalu berusaha untuk efisien menggunakan Facebook dengan cara mencari teknik-teknik baru seperti dengan menggunakan ‘Facebook text’ atau ‘Social Media Aggregator’. Anda dapat membaca artikel-artikel saya tentang ini di blog saya yang lain, http://techknow.web.id. Jadinya setelah ujian itu, saya tersenyum. Ternyata hobi bersosial media berguna juga untuk masa depan saya. Minimal sebagai bahan penelitian tesis saya. Kini saya bertanya-tanya, jangan-jangan gelar saya yang lebih tepat adalah Master of Facebook (M.Fb) daripada Magister Sains (M.Si)? Hehehe. [PURI, 12/3/2012 siang] ~~~ Tulisan iseng ini hanya memperingati, ternyata saya bisa melewati juga keprihatinan babak II ini. Tujuan tulisan ini untuk memberi semangat anak-anak saya untuk selalu belajar. Semoga kelak Zidan dan Zelda membaca tulisan ini. Tulisan-tulisan tentang ini bisa anda ikuti di serial ‘Master of Facebook’. ~~~ *Mochamad Yusuf adalah magister komunikasi yang meneliti tentang Facebook. Karenanya dijuluki temannya sebagai master Facebook. Dia adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI. Aktif menulis dan beberapa bukunya telah terbit. Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya, http://yusuf.web.id atau di Facebooknya, http://facebook.com/mcd.yusuf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun