Suatu ketika, saya tahu Zidan anak laki saya, kalau mengerjakan ulangan selalu cepat-cepat. Waktu yang diselesaikan jauh sebelum waktu ulangan berakhir. Saya katakan untuk lebih memaksimalkan waktunya. Kalau sudah selesai, tapi waktunya masih ada, periksa/koreksi lagi, siapa tahu ada yang luput.
Tapi Zidan menjawab, "Tapi semua teman seperti itu, Yah!" Saya bilang, "Kamu nggak usah ikut-ikutan teman-temanmu." "Tapi Yah, aku nanti sendirian..." sambil matanya memerah mulai menangis. Saya tertegun. Ya, memang susah kalau kita hanya sendirian.
Untung itu peristwa Zidan tak berdampak buruk, kecuali nilai yang nggak bisa sempurna. Tapi kasus bus kuning, kasus lampu lintas, korupsi, kalau kita dan keluarga sudah tertib, tapi yang lain tidak, yang rugi kadang yang sudah tertib itu sendiri.
Saatnya sekarang kita mulai dari diri sendiri dan menyeru pada yang lain untuk melakukan juga. Tak cukup hanya memulai kita sendiri. Kalau tidak, kesadaran kita bisa sia-sia atau konyol seperti pengendara sepeda motor yang tak tahu apa-apa. Tiba-tiba bangun, dan sadar sudah di akhirat. Dan anda tak mau seperti itu kan? [TSA, 30/3/2010 tengah malam]
~~~
*Mochamad Yusuf adalah online analyst, pembicara publik, host radio, pengajar sekaligus praktisi TI di SAM Design. Aktif menulis dan bukunya telah terbit, "99 Jurus Sukses Mengembangkan Bisnis Lewat Internet". Anda dapat mengikuti aktivitasnya di personal websitenya atau di Facebooknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H