Mohon tunggu...
Muhammad Yulian Mamun
Muhammad Yulian Mamun Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Tinggal di Banjarmasin, alumni KMI 2006. Menulis tentang sejarah, wisata, ekonomi & bisnis, olahraga dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sepupu Selalu Berseteru

13 Desember 2010   22:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Welad el ‘Am

Sutradara: Sherif Arafa

Pemain: Karim Abdel Aziz, Mona Zaki, Sherif Mounir

Produksi: El Massa Production, Egypt, 2009

Secara harfiah arti “Welad el ‘Am” adalah sepupu. Sebelumnya saya sempat mengira-ngira bahwa film ini berkisah tentang dua sepupu yang memperebutkan cinta seorang wanita. Sampai berbuntut kekerasan pula—dilihat dari posternya yang menampilkan dua lelaki dengan luka di wajah dan satu perempuan.

Ternyata saya salah.

Alkisah, ada sepasang suami istri berlibur di pesisir Port Said beserta dua anaknya. Dari sini saya sudah curiga, kenapa dalam adegan bahagia seperti ini, bukannya diisi oleh musik pengiring yang romantis atau ceria. Yang ada malah alunan instrumen musik yang “suram”. Bak film horror saja.

Sutradara Sherif Arafa rupanya tidak mau buang-buang waktu. Kurang dari lima menit sejak film bermula, tensi cerita sudah mulai tegang. Rupanya Ezzat alias Daniel—sang suami—adalah mata-mata Israel yang diseludupkan ke Mesir. Karena intelejen Mesir berhasil membongkar kedoknya, Danielpun kabur ke negara asalnya bersama keluarga melalui perairan Port Said.

Salwa—sang istri yang diperankan oleh Mona Zaki—diguncang dilema. Ia tak menyangka lelaki yang hidup bersamanya selama 7 tahun adalah intel Yahudi. Salwa bimbang antara kabur ke Mesir bersama anaknya atau ikut suami.

Sebenarnya Daniel juga berada dalam tekanan. Dinas Intelejen Mossad juga mempertanyakan keputusannya membawa anak-istri ke Israel. Alasan pribadi Daniel rupanya belum diterima para petinggi Mossad. Oleh karenanya, Salwa selalu berada dalam pengawasan Daniel dan Mossad.

Lalu muncul jagoan penyelamat. Pemerintah Mesir mengutus Mustafa (Karim Abdel Aziz) untuk membawa pulang Salwa dan kedua anaknya. Mustafa adalah salah satu agen terbaik Mesir yang fasih berbahasa Ibrani seperti orang Yahudi.

Wellad el ‘Am adalah satu dari sekian film yang menyinggung konflik Arab-Yahudi. Bisa dibilang terlambat, saya baru tahu orang Arab menyebut Yahudi sebagai sepupu. Mungkin jika dilihat dari akar geneologis bahwa Yahudi dan Arab sama-sama keturunan Nabi Ibrahim AS. Arab dari Nabi Ismail sedangkan Nabi Ishaq menjadi moyang Yahudi.

Sebagai orang yang pro-Palestina, saya berpendapat film ini layak dapat nilai 7 dari maksimal 10. Para aktor berperan cukup cemerlang. Selama hampir dua jam, aktris Mona Zaki memainkan peran wanita yang selalu cemas dan dibayangi ketakutan. Meski meneguhkan hati untuk ‘mengkhianati’ Daniel, namun ia masih menyimpan segumpal cinta pada suaminya itu.

Sedangkan Sherif Mounir menerjemahkan tokoh Daniel sebagai suami yang rela berkorban untuk keluarga. Namun di sisi lain, sebagai agen Mossad ia memiliki sisi gelap; lelaki keras berdarah dingin. Yang biasa-biasa saja justru Karim Abdel Aziz. Padahal dengan kapasitasnya sebagai jagoan, sebenarnya saya berharap lebih. Dialog-dialog antar lakon cukup membuat kita berpikir tentang akar perseteruan abadi dua bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun