Mohon tunggu...
Muhammad Yulian Mamun
Muhammad Yulian Mamun Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Tinggal di Banjarmasin, alumni KMI 2006. Menulis tentang sejarah, wisata, ekonomi & bisnis, olahraga dan film.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bisakah Arab Saudi Jadi Kiblat Industri Sepakbola Dunia?

13 November 2023   11:08 Diperbarui: 13 November 2023   11:43 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Billboard ucapan selamat datang CR7 menghiasi Riyadh, ibukota Arab Saudi. Sumber: AFP

Demi mendukung penguatan Liga Pro Saudi, Public Investment Fund, lembaga pembiayaan dan investasi publik yang dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi membeli 75% saham empat klub pendiri liga (Al-Ahli, Al Ittihad, Al Nassr, dan Al Hilal) pada Juni 2023. Dana yang melimpah menjadikan keempat klub ini tujuan utama para bintang Eropa--selain 14 tim lainnya. Klub-klub Liga Saudi mengeluarkan hampir satu miliar dolar dalam jendela transfer. Al-Hilal menjadi klub yang paling jor-joran dengan mendatangkan Neymar. Selain memperkuat liga domestik, Arab Saudi juga melakukan ekspansi ke Liga Inggris, kiblat industri sepakbola modern  dengan mengakusisi klub Newcastle United.

Kegagalan Chinese Super League. Source: ESPN
Kegagalan Chinese Super League. Source: ESPN

Banyak pengamat mengkhawatirkan Liga Arab Saudi akan bernasib sama seperti Liga Sepakbola Tiongkok. Pada awal 2010-an, Liga Tiongkok (Chinese Super League - CSL) menarik atensi dunia berkat mendatangkan pemain-pemain elit yang dikontrak dengan nilai fantastis. Namun, upaya ini kemudian dihantam kendala ekonomi dan regulasi yang lebih ketat. Akibatnya beberapa klub mengalami kesulitan keuangan bahkan harus dibubarkan. Pamor CSL pun redup. Prestasi sepakbola Tiongkok pun jauh makin tertinggal untuk mengejar kemajuan Jepang, Korea ataupun regional Timur Tengah.

Untuk menghindari nasib serupa, Liga Arab Saudi perlu memastikan bahwa pengembangan industri olahraga harus dibarengi dengan manajemen keuangan yang cermat dan kebijakan yang berkelanjutan. Mereka harus mempertimbangkan risiko ekonomi yang mungkin muncul jika mereka terlalu cepat dalam berinvestasi besar-besaran tanpa strategi yang baik. 

Kunci lainnya adalah menjaga keseimbangan antara daya tarik bintang dunia dan pengembangan pemain muda lokal. Pengembangan pemain lokal penting, karena tidak selamanya pemain asing bernilai ratusan juta dollar bisa mengangkat kualitas permainan. Tulang punggung kompetisi sepakbola adalah para anak negeri yang dididik dengan baik dan didukung oleh infrastruktur yang mumpuni. Apalagi dengan ditetapkannya  Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. 

Menarik menanti apakah akan muncul kiblat baru di Arab Saudi, selain kiblat shalat di Mekkah? Yaitu kiblat industri olahraga yang menjadi sorotan dunia diimpikan Saudi 2030. Waktu yang akan menjawab.

Wallahu a'lam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun