Saya menulis ini merupakan kegundah-gulanaan saya mengenai pendidikan di Indonesia, Mari saya buka dengan pertanyaan berikut :
"Kenapa sih materi di ujian itu beda banget sama yang diajarin ?".
"Lho ! ini kok soal cerita sih ? beda sama di buku".
Dan pertanyaan retoris yang dilontarkan oleh murid-murid yang merasa sulit mengerjakan ujian.
"Buat apa pak menghitung peluang jumlah dadu yang dilempar 200 kali".
" Memangnya ngitung pakai siomay pakai logaritma ya pak ?".
Dan lain-lain
Dari komentar-komentar yang saya jaring secara mentah di internet saya bisa menyimpulkan bahwa hal yang menjadi kesulitan siswa adalah sebagai berikut :
- Perubahan bentuk soal dari materi bagi ke materi uji
- Tingkat kesulitan soal (HOTS)
- Rasio soal dan waktu
Ternyata tidak hanya murid di Indonesia saja yang merasakan hal yang sama, di luar negeri juga merasa tidak cocok antara bentuk soal di kelas dan ujian, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya anekdot sebagai berikut :
If Andrew has 2 apples and John has 3 apples , Calculate the sun mass !
Tentu saja ini merupakan ungkapan-ungkapan satir yang menggambarkan sulitnya soal ujian (matematika).