Pendidikan inklusif di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kurangnya media pembelajaran yang efektif dan terjangkau bagi penyandang disabilitas, khususnya bagi mereka yang memiliki gangguan pendengaran. Menurut data sensus tahun 2020, jumlah penduduk berusia 5 tahun ke atas yang sama sekali tidak bisa mendengar mencapai 255.161 jiwa. Kelompok ini, yang dikenal sebagai Tuli, menggunakan bahasa isyarat, gerakan tubuh, tulisan, dan ekspresi wajah untuk berkomunikasi. Namun, penggunaan bahasa isyarat masih terbatas dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan kesulitan komunikasi antara Teman Tuli dan masyarakat umum.
Dalam menghadapi permasalahan ini, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karya Inovatif dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berhasil menciptakan inovasi yang diharapkan dapat menjadi solusi. Tim yang terdiri dari lima mahasiswa dari berbagai program studi ini mengembangkan aplikasi bernama "Signify: Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat Dua Arah dengan Gesture Recognition Berbasis OpenCV Guna Membantu Komunikasi Tuli dan Masyarakat." Anggota tim tersebut adalah Andhini Swarna Dyah Puspita (Pendidikan Khusus 2023), Handrian Wibisono (Ilmu Komputer 2021), Icha Haerunnisha (Pendidikan Tata Busana 2021), Aida Makbullah (Pendidikan Geografi 2023), dan Sekhti Arti Pratiwi (Pendidikan Khusus 2021), dengan bimbingan dari Ibu Rohmah Ageng Mursita, M.Pd.Aplikasi Signify menawarkan keunggulan dalam penerjemahan bahasa isyarat secara real-time dua arah, memanfaatkan kamera berbasis OpenCV untuk mendeteksi gerakan isyarat yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur teks yang diterjemahkan ke dalam gerakan isyarat melalui peraga animasi. Selain itu, aplikasi ini menyediakan kamus bahasa isyarat yang mencakup SIBI dan BISINDO, serta kuis bahasa isyarat untuk membantu masyarakat dalam mempelajari bahasa isyarat.
Handrian Wibisono, salah satu anggota tim PKM-KI UNJ, menyatakan bahwa inovasi aplikasi Signify ini diharapkan dapat memudahkan komunikasi antara Teman Tuli dan masyarakat luas, serta mempermudah pembelajaran bahasa isyarat di kalangan masyarakat umum. "Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan komunikasi secara real-time dan dua arah. Kami berharap Signify dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Tuli dan masyarakat umum dalam belajar dan menggunakan bahasa isyarat," ujar Handrian.
Dengan terus mengembangkan fitur-fitur yang bermanfaat, Signify diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengatasi salah satu kelemahan dalam pendidikan inklusif di Indonesia, yaitu kurangnya media pembelajaran yang memadai bagi penyandang disabilitas pendengaran. Aplikasi ini tidak hanya membantu Teman Tuli berkomunikasi lebih mudah, tetapi juga mendorong masyarakat luas untuk lebih memahami dan menggunakan bahasa isyarat dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H