Sungguh, akhlak terbaik adalah akhlak Rasulullah SAW. Tak perlu kita mencari cari panutan lain dalam berakhlak. Cukup Nabi Muhammad SAW.
Dalam QS. Al Qalam: 4 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Dalam hadits riwayat Bukhori “Akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an”
Berdasarkan hasil survey, Kualitas baca tulis di Indonesia pada tahun 2011 menduduki peringkat 62 dunia, dan hebatnya, pada tahun 2012 peringkatnya menjadi 64. :)
Dimana letak kesalahannya? Padahal sepertinya kita melihat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sudah cukup bagus. Tapi posisi kita sangat jauh dibelakang dan justru mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Lalu berdasarkan penelitian juga, bahwa 70% kekayaan Indonesia itu dimiliki oleh orang-orang kaya di Indonesia.. sedangkan sisanya dibagi rata kepada seluruh lapisan masyarakat yang lainnya. Sungguh betapa tidak seimbangnya..
Dilansir,, hal ini terjadi karena salahnya pendidikan anak-anak pada usia dini. Karena terlalu mengejar nilai kognitif. Sementara akhlak kurang diperhatikan.
Sungguh, orang-orang barat itu sangat takut jika orang islam benar-benar menerapkan islamnya dengan baik. mereka bisa menguasai dunia. Jadi beginilah sekarang,, pola pendidikan di Indonesia sudah terpengaruh pendidikan barat. Aspek kognitif diagung-agungkan, sementara aspek akhlak dikesampingkan.
Untuk bisa merubah kondisi Indonesia yang sekarang caranya Cuma satu, perbaiki akhlak. Mulai dari diri kita, keluarga kita, tetangga kita, sahabat kita,, dll, dari hal sekecil apapun yang bisa kita lakukan.
Lalu, jangan nyaman di zona aman, karena kita juga punya kewajiban untuk merubah bangsa ini. Bukankah sudah jelas dalam hadits-> Man roaminkum munkaron.... “Barangsiapa melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangannya, jika tidak kuasa, maka dengan lisannya, jika tidak kuasa maka dengan hatinya.”
**
Jamur-jamur penyakit kecil masih banyak menghinggapi kita. iri, dengki, hasud, rasa ingin menang sendiri, dsb. Rasa ingin menang sendiri ini yang selama ini dipupuk sejak masa anak-anak, hingga kita memiliki rasa ingin menjatuhkan, rasa ingin mengalahkan, hingga ketika ia menjadi dewasa. Inilah, yang menyebabkan kesenjangan yang sangat jauh di Indonesia.