Â
Mereka bilang, ini rumahku. Tempat terbaik yang kupunya. Selalu, menjadi tujuan pulang. Tempat rindu mendarat dan mendekap.
Bagaikan cawan yang berisi anggur, bibirmu adalah kecup yang menyentuh sekujurku. Melepas dahaga yang mencekik diluar sana. Menyesap hangat ke dalam sukmaku.
Di tempat ini, di rumah ini, yang ku mau selalu ada. Termasuk, kamu. Tempatku pulang. Tempatku bercakap. Tempatku menetap. Tempatku berpijak. Apapun keadaannya. Karena yang kutahu, menujuku selalu kamu dan kepulanganku adalah kepadamu.
Di hari itu, entah mengapa semuanya berbeda.
Tempatku pulang menyisakan sesak.
Tidak ada hangat yang semestinya.
Rindu yang seharusnya, menghilang
Setiap cakap, tatap, tak lagi menetap.
Hanya engap, yang bersiap.