Mohon tunggu...
Neo Djunayd
Neo Djunayd Mohon Tunggu... wiraswasta -

up to sampean

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berislam Secara Kaffah

27 Maret 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam sebuah status di jejaring sosial Facebook, seorang kawan memposting status yang sangat menarik :
“Kata ustadz minuman keras sumber kemalasan dan judi sumber kemiskinan.”

”Namun di Jepang, minuman keras dan judi tidak dilarang. Mereka judi dan minum shake. Tetapi mereka tetap rajin bekerja dan tidak ada kata malas. disana tidak ada zakat, tapi membayar pajak tidak pernah dilanggar. Rata-rata disana tidak mengenal Tuhan, tapi jarang mereka berbohong dan peraturan tidak pernah dilanggar.”

”Dan negara mereka jauh lebih maju dari negara kita. Jadi apa yang salah dengan negara kita yang mengagungkan agama? yang ustadnya tiap hari ada di tv? ...”
Beberapa comment yang masuk tak kalah cerdasnya :
“negara kita mengagungkan agama, tp sedikit yg mengamalkannya secara kaffah. ustadnya yg tiap hari ada di tv cuma ustad entertain..”
“susah mengajak orang jepang masuk islam, karena bagi mereka masuk agama termasuk agama islam akan menambah mereka peraturan-peraturan. Sedangkan tidak beragama saja sudah banyak peraturan yg harus mereka jalani. (disana tiap aturan benar2 ditegakkan)”
“keadaan seperti negara kita inilah yang membuat orang seperti LENIN menyimpulkan bahwa agama adalah CANDU dan menghambat kemajuan. Celakanya kita tidak sanggup membuktikan bahwa dia salah .... wakakaka”


So....lalu? Bagaimana dengan maksud berislam secara kaffah itu?
Banyak penjelasan seputar Islam Kaffah. Pengalaman telah mengajarkan kepada kita, betapa banyaknya manusia-manusia yang mengaku telah beriman kepada Allah, mengaku meyakini apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan dia juga mengaku beragama Islam akan tetapi pada hakekatnya mereka tidaklah Islam.
Islam hanya dijadikan topeng, cuma sekedar pajangan didalam KTP yang sewaktu marak aksi demonstrasi dipergunakan sebagai tameng didalam menindas orang-orang yang lemah, melakukan aniaya terhadap golongan minoritas serta tidak jarang dijadikan sarana untuk menipu rakyat banyak.

see more...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun