Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Biasa

Pria Juga Boleh Bercerita. Pegiat Filsafat, Sastra dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Kerinduan Sang Pengembara

8 September 2024   18:55 Diperbarui: 21 November 2024   08:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sebuah syair yang minta tuk diberi judul

Kutorehkan kata - kata yang disusun dengan amburadul;

Nyanyian Kerinduan  Sang Pengembara


Bagaimana dengan judul itu, sobat?

Apa kau menyukainya?

Ah, maaf jika kau tak suka

Sebab aku bukanlah penyair atau seorang pujanngga

Yang pandai dalam merangkai kata - kata


Juga bukan seorang pemikir ulung yang paling terkemuka

Yang mampu menyelami makna dalam setiap kata

Tapi itu bukan alasan untuk aku tak sepakat denganmu, bukan?

 
Yah, aku akan kembali

Dan meski bukan sebagi seorang penyair

Aku tetap akan kembali


Mungkin hanya untuk sebatas " wali dia " seperti katamu

Tapi memang begitulah Manggarai

Tidak cukup dengan "one mau de daku nai"

 
Dan tentang kopi pahit itu

Aku masih menyimpan banyak tanya

Akan jutaan rasa yang kala itu terseduh bersama

Dalam gelak tawa yang selalu hadir

Saat "lejong" coba menyapa malam yang "kamer"


Karena sekarang, dalam cangkir yang sama

Yang sedikit mulai retak dan tak bergagang

Pengembaraan ini memaksa untuk coba menyeduh

Kopi yang kala itu enggan tuk ku sentuh

 
Maka untuk setiap "teing hang "yang akan datang

Kan ku usahakan tuk selalu "manga ranga"

Bersama menitipkan doa pada Sang Hiang
Agar kelak bisa dengan lantang berkata

"Toe reweng kanang, hoo wae kolang"

Karena "duat gula wee mane "

Kini telah tiba

Pada setiap"toing agu titong"

"Kudut hape hang mane agu kier hang wie".

Surabaya, 8 september 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun