Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Harian Lepas

* Seorang Kuli yang Mencoba Beropini. * Pegiat Filsafat, Sastra dan Budaya. * Blog : www.yokonikopinion.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cabang-cabang dalam Filsafat

15 Mei 2024   12:33 Diperbarui: 15 Mei 2024   17:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengenal Beberapa Cabang-cabang Filsafat

Dalam menjelajahi alam pemikiran manusia tentang eksistensi, pengetahuan, dan nilai, filsafat menawarkan kerangka kerja yang luas dan mendalam. Melalui cabang-cabang kunci seperti epistemologi, ontologi, aksiologi, metafisika, dan logika, kita dapat merenungkan beragam aspek kehidupan manusia dengan lebih mendalam.

1. Epistemologi: Menguji Batasan Pengetahuan

Epistemologi, sebagai cabang utama dalam filsafat, membahas sifat, asal, dan batasan pengetahuan manusia. Pertanyaan mendasarnya termasuk apa yang dapat diketahui, bagaimana kita memperoleh pengetahuan tersebut, dan seberapa dapat diandalkan pengetahuan tersebut.

Contoh:
Misalnya, dalam mempertimbangkan sifat pengetahuan, kita dapat merenungkan apakah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman indrawi lebih andal daripada pengetahuan yang diperoleh melalui penalaran rasional.

2. Ontologi: Eksplorasi Terhadap Eksistensi

Ontologi adalah cabang filsafat yang mengeksplorasi sifat eksistensi atau realitas. Ini termasuk mempertimbangkan apa yang ada, bagaimana sesuatu ada, dan hubungan mendasar antara entitas atau objek dalam realitas.

Contoh:
Dalam menggali ontologi, kita dapat mempertimbangkan debat tentang sifat alam semesta, seperti apakah realitas bersifat material atau apakah ada dimensi-dimensi lain di luar dimensi fisik yang dapat diamati.

3. Aksiologi: Mengurai Nilai dan Moralitas

Aksiologi membahas nilai-nilai, etika, dan moralitas. Ini melibatkan pertanyaan tentang apa yang baik, benar, dan layak dilakukan, serta prinsip-prinsip yang membimbing perilaku manusia.

Contoh:
Dalam konteks aksiologi, kita dapat mempertimbangkan dilema etika seperti apakah tindakan yang menghasilkan konsekuensi baik secara moral benar, atau apakah penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip moral tertentu dalam mengambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun