Dari sinilah kemudian Socrates mengingatkan kita bahwa, menikah atau tidak, dalam hal apapun, kita akan menyesal. Dengan segala cara, menikahlah.Â
Jika mendapat istri yang baik, kita akan bahagia. Tapi jika mendapat istri yang buruk, kita akan menjadi filsuf. ( Dikutip dari buku Filsafat Untuk Pemalas).
Dari cerita tentang Socrates dan Xanthippe ini, kita bisa melihat bahwa, kebahagian itu sejatinya merupakan hasil dari sikap bijaksana, kesabaran, dan pengendalian diri di tengah kesulitan dan konflik dalam kehidupan. Meskipun Xanthippe dianggap sebagai istri yang buruk, Socrates memilih untuk melihat peluang belajar dan pertumbuhan dalam hubungan mereka.
Kebahagiaan tampaknya bukanlah kondisi yang selalu menyenangkan, tetapi lebih merupakan hasil dari sikap mental dan emosional yang bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup.Â
Dalam konteks ini, kebahagiaan juga dapat dipahami sebagai kesadaran dan penerimaan akan realitas yang ada, serta kemampuan untuk menemukan kedamaian dalam situasi yang sulit. Termasuk dalam kaitanya dengan relasi kita dengan orang lain.
Kebahagian bukanlah sesuatu yang hanya ditemukan atau dicari, tetapi juga sesuatu yang perlu diusahakan oleh setiap individu. Socrates tidak hanya menunggu kebahagiaan datang kepada dirinya, tetapi juga secara aktif terlibat dalam hubungan dengan Xanthippe.Â
Dia memilih untuk menghadapi tantangan dan konflik dalam pernikahannya dengan sikap bijaksana dan kesabaran, sehingga memperlihatkan bahwa kebahagiaan juga merupakan hasil dari usaha dan komitmen untuk bertahan dan tumbuh dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup.Â
Dengan kata lain, kebahagiaan tidak hanya terjadi secara spontan atau tanpa usaha, tetapi juga membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan pembelajaran yang terus menerus dari setiap individu.
Jadi, mungkin yang bisa kita simpulkan adalah bahwa, meskipun kebahagiaan dapat ditemukan dalam diri setiap individu, namun bagi sebagian orang, salah satu jalan menuju kebahagiaan dapat melalui hubungan dengan orang lain yang tentu saja menuntut segala sikap bijak ketika kelak dalam hubungan itu dihadapkan pada situasi tertentu, yang mungkin banyak menemukan situasi yang sulit.
Jika demikian, maka tidak ada salahnya  apabila kita berusaha aktif dalam mencari pasangan hidup yang sesuai dengan nilai dan kriteria kita, jika memang hal itu  merupakan sebuah syarat bagi kita untuk bisa bahagia.Â
Namun jika nanti dalam perjalanannya pasangan atau orang yang kita ajak untuk berkomitmen itu pada akhirnya tidak sesuai dengan harapan kita - misalnya sebagaimana yang digambarkan diawal tadi, malah berpotensi melahirkan perasaan sedih dan stress, Â pengalaman tersebut masih dapat memberikan pembelajaran dan makna yang berharga dalam hidup.Â