Mohon tunggu...
Mysterious Man
Mysterious Man Mohon Tunggu... -

Pengin berkata jujur dengan hati nurani, karena jujur itu ternyata mahal harganya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aroma Rekayasa dalam Kasus Ahmad Fathanah

15 Mei 2013   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:30 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anda ingin menghancurkan reputasi seseorang? Buatlah isu bahwa orang tersebut suka main perempuan. Ungkapan tersebut rupanya memang benar dan terbukti dapat menghancurkan seseorang baik kredibilitas  maupun karirnya. Seseorang akan di anggap mempunyai aib besar ditengah masyarakat ketika orang tersebut mendapat predikat punya hubungan terlarang dengan lawan jenisnya. Kita tentu ingat kasus yang menimpa Ariel beberapa waktu yang lalu terkait dengan video porno bersama Luna Maya dan Cut Tari, efeknya sedemikian dahsyat baik terhadap Ariel sendiri maupun terhadap Luna Maya dan Cut Tari.

Hubungan terlarang memang bisa membuat orang terkenal namun terkenal karena aibnya, pada level tokoh publik biasanya kasus-kasus seperti ini akan di beritakan secara terus menerus oleh media masa. Politikus mesum bersama perempuan, artis punya hubungan gelap dengan sesama artis akan merupakan obyek  pemberitaan yang mempunyai harga tinggi untuk terus dibicarakan di ranah media masa. Yang sekarang sedang marak adalah kasus Eyang Subur dengan delapan istrinya dan kasus Ahmad Fathanah dengan perempuan-perempuan cantik terkait dengan aliran dana yang menurut pemberitaan ada aliran dana mencurigakan dari rekening Ahmad Fathanah kepada lebih dari 30 perempuan.

Terkait dengan Ahmad Fathanah ada banyak hal yang harus dicermati berkaitan dengan uang besar yang dibagi-bagikan olehnya  kepada perempuan-perempuan cantik yang menurut Pejabat PPATK jumlahnya mencapai puluhan Milyar. Pertanyaannya adalah darimana sumber uang tersebut, sementara  Ahmad Fathanah sendiri bukanlah seorang pengusaha, ada apa dibalik kasus yang menimpa "makelar" asal Makassar ini?

Kasus Ahmad Fathanah yang melibatkan banyak perempuan ini seolah-olah merupakan rekayasa fihak tertentu untuk menghancurkan PKS lewat hubungan baiknya dengan Luthfi Hasan Ishaq, sementara Ahmad Fathanah bukanlah pengurus atau Kader partai berlambang bulan sabit emas ini. Sebagaimana diketahui oleh masyarakat, PKS adalah partai yang mengusung azas Islam dan sering menyebut dirinya sebagai partai yang bersih, inkonsistensi yang dilakukan oleh PKS terhadap ajaran Islam tentu akan menjadi pukulan telak buat PKS itu sendiri. Kelihatannya upaya untuk membawa opini masyarakat terhadap inkonsistensi PKS terhadap ajaran Islam khususnya dalam hal korupsi dan main perempuan memang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga membuat PKS kesulitan untuk mengelaknya.

Pemberitaan di media masa yang tidak berimbang terhadap kasus serupa seperti yang di alami oleh Luthfi Hasan Ishaq semakin memperlihatkan adanya upaya untuk memperburuk citra PKS. Kasus yang menimpa petinggi Partai Demokrat terkait dengan proyek Hambalang yang melibatkan Anas Urbaningrum dan mantan Menpora Andi Malarangeng seperti dilupakan oleh KPK. Aksi yang dilakukan oleh KPK hanya sekitar masalah yang terkait dengan Luthfi Hasan Ishaq sehingga setiap hari masyarakat hanya di "cekoki" oleh berita-berita korupsi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaq saja, sementara masyarakat juga butuh kejelasan tentang masalah Hambalang yang melibatkan para petinggi Demokrat juga masalah Bank Century yang belum juga ada kejelasannya hingga sekarang, padahal masalah-masalah tersebut juga sudah mempunyai cukup bukti. Pertanyaannya adalah apa yang membuat KPK tidak melakukan hal yang sama terhadap Anas Urbaningrum dan Andi Malarengeng?

Berita aksi Don Juan yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah dengan membagi-bagikan uang kepada para perempuan cantik juga membuat pemberitaan hanya berkutat kepada masalah LHI secara terus menerus, hal ini diperparah lagi dengan munculnya wanita-wanita baru yang kemudian diberitakan sebagaimana layaknya selebritis dengan berbagai macam konflik dan latar belakang yang menyertainya. Hasilnya, sudah barang tentu akan memunculkan opini pada masyarakat tentang moral bejat yang dimiliki oleh "Kader PKS" bernama Ahmad Fathanah padahal Ahmad Fathanah sendiri bukan pengurus atau kader PKS.

Dalam sebuah wawancara pada sebuah stasiun televisi swasta Pejabat PPATK yang diwakili oleh M.Yusuf menyebutkan bahwa ada lebih dari 30 wanita yang menerima aliran dana dari Ahmad Fathanah dalam jumlah puluhan Milyar. Jumlah yang cukup fantastis, dan jumlah yang cukup untuk menjadi bahan pembicaraan hingga 2014 nanti, artinya jika setiap perempuan yang menerima aliran dana dari Ahmad Fathanah di munculkan satu persatu maka akan memperpanjang berita tentang korupsinya kader PKS hingga Pemilu 2014 nanti, bahan bakar yang cukup efisien untuk memperburuk citra PKS di hadapan rakyat Indonesia.

Yang patut disayangkan tentang pernyataan Ketua PPATK M. Yusuf adalah, ketika ditanya tentang berapa jumlah Penerima aliran dana dari Ahmad Fathanah dia hanya menyebutkan jumlah Perempuan penerima aliran dana dari Ahmad Fathanah sementara ketika di tanya tentang jumlah Penerima aliran dana laki-laki dia tidak menyebutkannya. Padahal mestinya jika mau berkata adil dan fair tentu dia harus menyebutkan jumlah penerima dana yang laki-laki juga, ada apa dibalik penyataannya tersebut? Yang pasti pernyataan dia akan semakin memperkuat kebejatan Ahmad Fathanah yang secara otomatis juga akan semakin menyudutkan PKS

Masih berdasarkan pernyataan M.Yusuf tentang jumlah aliran dana pada rekening Ahmad Fathanah yang berjumlah puluhan Milyar, tentu masyarakat menunggu tentang penjelasan jumlah yang cukup spektakuler tersebut. Uang tersebut berasal dari mana dan selain dibagi-bagikan kepada para perempuan oleh Ahmad Fathanah dibagi-bagikan kepada siapa lagi? dan masih banyak petanyaan yang harus ditemukan jawabannya oleh KPK untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat. Dalam hal ini KPK tentu harus berbuat adil dan tidak sedang ditunggangi oleh fihak manapun atau dalam tekanan siapapun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun